Porifera (Latin:”berpori”) atau Spons adalah organisme multiseluler, yang mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Tubuh mereka terdiri dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel. Spons memiliki sel yang tak terspesialisasi (tdk memiliki tugas khusus) dan dapat berubah menjadi tipe sel lain serta dapat berpindah antara lapisan sel utama dan mesohil. Spons tidak memiliki sistem saraf, pencernaan maupun sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan aliran air melalui pori-pori tubuh mereka untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk membuang limbah.
Klasifikasi Porifera
Spons atau porifera dapat dibagi berdasarkan struktur rangkanya.
- Calcarea : Disebut juga spons kapur, karakteristiknya adalah spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.
- Hexactinellida : Disebut juga spons kaca, karakteristiknya adalah spikula yang tersusun dari silika (kaca).
- Demospongiae: 80% dari semua spons di dunia merupakan anggota kelas ini, rangkanya terbuat spikula dan benang spongin.
- Homoscleromorpha: Sebelumnya bagian dari Demospongiae, tetapi baru-baru ini diakui sebagai kelas tersendiri, tidak ada perbedaan mendasar dengan demospongia, tetapi hanya berbeda secara genetik
Ciri-ciri
- Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak).
- Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan otot; namun sel-sel tubuhnya dapat mengindra dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
- Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan saat berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
- Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam).
- Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan bercabang-cabang seperti tumbuhan.
- Habitat utama di perairan (terutama di laut).
- Hewan jenis ini yang bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana atau juga primitif
- Sebagian besar hidup di laut yang dangkal pada kedalaman sekitar 3,5 meter
- Bentuk tubuh porifera tersebut menyerupai vas bunga atau juga piala serta melekat didasar perairan
- Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luarnya (epidermis) yang tersusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk pipih, disebut dengan pinakosit.
- Pada epidermis terdapat porus atau lubang kecil yang disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel)
- Lapisan ddialamnya tersusun atas sel-sel yang berleher serta berflagel yang disebut koanosit yang berfungsi untuk dapat mencernakan makanan
- Di dalam mesoglea juga terdapat beberapa jenis sel, yakni sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
- Di antara epidermis serta koanosit mempunyai lapisan tengah yang berupa suatu bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkin
- Sel amubosit atau juga amuboid yang berfungsi untuk dapat mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblasnya tersebut berfungsi dengan membentuk duri (spikula) atau juga spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau juga silikat
- Spongin tersusun atas serabut-serabut spongin yang lunak berongga yang membentuk seperti spon.
- Sel arkheosit tersebut berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak serta juga regenerasi.
Sistem Reproduksi Porifera
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual.
- Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena ovum dan sperma dapat dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
- Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan, misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
Manfaat
Manfaat porifera dalam kehidupan sebagai berikut:
- Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci
- Sebagai penyaring air
- Sebagai hiasan akuarium
- Porifera juga dijadikan sebagai obat kontrasepsi (KB)
- Sebagai sarana untuk berkembang biak dan mencari makanan bagi beberapa hewan laut
- Sebagai makanan hewan laut lainnya
- Sebagai tempat bersembunyi beberapa hewan laut dari predator
- Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
- Sebagai anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik.
Peraanan
Peraanan porifera bagi kehidupan manusia
Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan manusia sebagai alat penggosok badan atau perabotan. Selain itu porifera juga banyak digunakan sebagai hisan akuarium. Porifera kadang juga merugikan bagi manusia karena hidup melekat pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram yang dihasilkan oleh peternakan akan berkurang. Selain itu, porifera juga bermanfaat untuk:
- Penyusun terumbu karang sehingga memiliki fungsi ekologis bagi ekosistem laut.
- Sebagai alat pembersih tubuh, contoh nya: Spongia sp.
Contoh
- Calcarea : Disebut juga spons kapur, karakteristiknya adalah spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.
- Hexactinellida : Disebut juga spons kaca, karakteristiknya adalah spikula yang tersusun dari silika (kaca).
- Demospongiae: 80% dari semua spons di dunia merupakan anggota kelas ini, rangkanya terbuat spikula dan benang spongin.
- Homoscleromorpha: Sebelumnya bagian dari Demospongiae, tetapi baru-baru ini diakui sebagai kelas tersendiri, tidak ada perbedaan mendasar dengan demospongia, tetapi hanya berbeda secara genetikPeranan porifera bagi kehidupan manusia