Nilai merupakan kumpulan sikap perasan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik buruk, benar salah, patut tidak patut, mulia hina, penting tidak penting.
Nilai sosial ada pada setiap kelompok masyarakat yang berhubungan dengan apa saja yang ada dalam kehidupan sosial.
Latar belakang lahirnya nilai sosial:
- Nilai sosial lahir dari kebutuhan pokok masyarakat yang memerlukan seperangkat ukuran untuk suatu suatu situasi kehidupan sosial.
- Ukuran tersebut untuk menyebutnya berharga tidak berharga, baik, benar, dibolehkan, dilarang dsb.
- Sistem nilai sosial yang langgeng akan menjadi sistem nilai budaya.
- Berdasarkan nilai inilah (sistem yang abstrak inilah) dinamika kehidupan masyarakat.
Menurut Notonegoro, nilai dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian.
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia. Contohnya uang yang berguna bagi manusia karena dapat digunakan untuk membeli kebutuhan hidupnya.
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contoh: Kendaraan bermotor dewasa ini menjadi alat transportasi vital bagi manusia untuk melakukan aktivitas kesehariannya, misalnya untuk pergi ke tempat kerja.
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Secara garis besar, nilai kerohanian dapat dibagi ke dalam empat macam.
Macam-macam nilai kerohanian
- Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akal manusia. Contohnya orang yang dituduh bersalah tetapi belum terbukti melakukan kesalahan tidak lantas dihukum, tetapi harus melalui proses pengadilan.
- Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia (estetika). Contohnya rumah akan terasa lebih asri apabila ditanami bunga.
- Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang berasal dari kehendak atau kemauan. Contohnya Ardi menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan.
- Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan. Contohnya agama Islam mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya.