Abu ‘Ubaidah bin Jarrah adalah orang yang melindungi Rasulullah di perang Uhud

Abu ‘Ubaidah merupakan sosok yang teguh dalam memenuhi amanat atau kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Pada saat terjadi perang Uhud, Abu ‘Ubaidah tidak pernah jauh dari Rasulullah untuk melindunginya dari kaum musyrikin. Karena kaum musyrikin sangat ingin sekali membunuh Nabi Muhammad, oleh karena itu Abu ‘Ubaidah berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu dekat dengan Rasulullah.

Jika dilihatnya ada bahaya yang mengancam Rasulullah, maka ia langsung melompat dan menerjang musuh, kemudian menghalaunya sebelum sempat mencelakakan Rasulullah.

Ketika mencapai puncak pertempuran, ia terpaksa terpisah dari Rasulullah saw karena terkepung oleh tentara musuh. Tetapi, seperti biasa kedua matanya bagai mata elang yang tengah mengintai keadaan sekitarnya. Hampir saja ia gelap mata melihat sebuah anak panah meluncur dari tangan seorang musyrik dan mengenai Rasulullah. Kemudian secara kilat ia mengayun-ayunkan pedangnya menghantam musuh-musuh yang mengepungnya.

Setelah itu, ia menerjang dan mendapati Rasulullah tengah terluka. Darah beliau yang suci mengalir dari mukanya. Dengan air mata menggenang, dilihatnya Rasulullah tengah menghapus darah dengan tangan kanannya sambil bersabda, “Bagaimana mungkin berbahagia suatu kaum yang mencemari wajah Nabi mereka, padahal ia menyerunya kepada Tuhan mereka.”

Abu ‘Ubaidah juga melihat dua buah mata rantai baju besi penutup kepala Rasulullah menancap di kedua pipinya. Abu ‘Ubaidah tidak dapat menahan keinginan hatinya lagi. Ia segera menggigit salh satu mata rantai itu dengan gigi geraham manisnya, lalu menariknya sekuat tenaga dari pipi Rasulullah hingga tercabut keluar. Tetapi, bersamaan dengan tercabutnya rantai itu, tercabut pula sebuah gigi manis Abu ‘Ubaidah. Lalu ditariknya mata rantai yang kdua dan tercabut pulalah gigi manis Abu ‘Ubaidah yang kedua.

Menurut Abu Bakar Shiddiq, “Ketika perang Uhud dan Rasulullah saw ditimpa anak panah hingga dua buah rantai ketopong masuk kedua belah pipinya bagian atas, saya segera berlari ke arah beliau. Saat itu, saya mendapati kiranya ada seseorang yang datang bagaikan terbang dari jurusan timur. Maka aku berkata, ‘Ya Allah, mudah-mudahan itu merupakan pertolongan!’

“Dan, kala kami sampai di dekat Rasulullah kiranya orang itu adalah Abu ‘Ubaidah yang telah mendahuluinya. Kemudian ia berkata, ‘Atas nama Allah, saya minta kepada anda wahai Abu Bakar, agar saya dibiarkan mencabutnya dari pipi Rasulullah.’

“Saya pun membiarkannya. Maka dengan gigi mukanya (gigi geraham depan) Abu ‘Ubaidah mencabut salah satu mata rantai baju besi penutup kepala beliau hingga ia terjatuh ke tanah. Dan bersamaan dengan itu, jatuh pula sebuah gigi manis Abu ‘Ubaidah. Kemudian, ditariknya pula mata rantai yang kedua dengan didinya yang lain hingga tercabut dan menyebabkan Abu ‘Ubaidah tampak dihadapan orang banyak bergigi ompong.”

Updated: 03/03/2024 — 11:03