Al Idrisi bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad al Idrisi adalah seorang kartografer (pembuat peta), geografer dan pengembara Arab yang tinggal di Sisilia pada masa kekuasaan Raja Roger II. Muhammad al Idrisi lahir di Ceuta Spanyol.
Ketika Al Idrisi masih kecil, Andalusia di Liberia berhasil dikuasai oleh dinasti Murabit yang beribukota di Marrakesh (Maroko). Dinasti ini terkenal karena mereka mencoba mempersatukan kembali dunia islam. salah satu caranya dengan mengakui bahwa kekhalifahan Abbasiyah yang beribukota di Baghdad, sebagai satu-satunya kekhlaifahan yang sah pada saat itu.
Pada saat pemerintahan dinasti Murabbit, Al Idrisi melangsungkan pendidikannya di Andalusia tepatnya di Cordova. Hasrat petualangannya yang membara membawanya ke berbagai kota di usia muda. Ia menginjakkan kaki di Asia Minor, Afrika, Spanyol, Perancis dan diperkirakan hingga pantai barat Inggris. Al Idrisi juga seringkali mengkaji berbagai pendapat geografis dari para ahli geografi Arab masa lalu.
Kegigihan Al Idrisi dalam mengumpulkan dan memahami gambaran berbagai wilayah di muka bumi ini membuatnya dilirik oleh berbagai pihak yang ingin memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki raja-raja dari dinasti Normandia banyak menggunakan jasa para ilmuwan muslim karena dunia islam saat itu sangat maju dari segi ilmu pengetahuan. Sebenarnya sebelum dinasti Normandia mengambil alih Sisilia yang berkuasa di daerah itu adalah penguasa muslim yang telah berkuasa selama berabad-abad, sehingga tak mengherankan jika pada saat itu di Sisilia terdapat populasi muslim yang cukup banyak.
Pada tahun 1154 al Idrisi membuat mappa mundi yang dikenal sebagai Tabula Rogeriana beserta buku pengantarnya yang bernama Geography. Keduanya oleh Roger disebut sebagai Nuzhat al Mushtak karya Roger, namun diberi nama oleh al Idrisi sendiri sebagai kitab Rudjar (buku Roger).
Edisi kedua dibuat pada tahun 1161 dengan judul taman kemanusiaan dan hiburan jiwa, namun semua salinan dari karya tersebut telah hilang. Versi ringkasan dari terbitan ini berjudul taman kegembiraan sering disebut sebagai little Iddrise diterbitkan pada tahun 1192.
Raja Roger II mengundang Al Idrisi ke istananya yang megah aga rdibuatkan peta oleh sang ilmuwan muslim. Pada era itu, belum ada ahli geografi dan kartografi kristen Eropa yang mumpuni untuk membuat sebuah peta dunia secara akurat. saat itu para ahli geografi dan kartografi barat masih menggunakan pendekatan simbolis dan fantasi.
Para ilmuwan muslim menggunakan penggunaan ilmiah, para sarjana barat ternyata masih bertumpu pada hal-hal yang mistis dan tradisional dalam membuat peta. Tak ada jalan lain bagi raja Roger II untuk memenuhi ambisinya membuat sebuah peta dunia yang akurat. ia pun harus berbesar hati meminta bantuan kepada ilmuwan muslim.
Dalam pertemuan bersejarah itu, Raja oger II dan Al Idrisi sepakat untuk mebuat peta dunia pertama yang akurat. proyek besar itu pun dirancang. Al Idrisi dan Raja Roger II sepakat proyek pembuatan peta dunia itu akan siselesaikan dalam tempo 15 tahun. Guna mewujudkan ambisinya, didirikanlah akademi geografer yang dipimpin Raja Roger II dan Al Idrisi.
Mega proyek pembuatan peta dunia itu melibatkan 12 sarjana, sebanyak 10 orang diantaranya adalah ilmuwan muslim. Adalah berkah tersendiri bagi Al Idrisi bisa mengerjakan pembuatan peta itu di kota Palermo. Sebab, di kota inilah para navigator dari berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik dan perairan utama kerap bertemu. Al Idrisi menggali informasi dari setiap navigator yang tengah beristirahat di Palermo.
Ia bersama timnya mewawancarai dan menggali pengalaman para navigator. Penjelasan dari navigator akan dikonfrontir kepada navigator lainnya. hasil kajiannya lalu dirumuskan. Selam bertahun-tahun, Al Idrisi menyaring fakta-fakta yang berhasil dikumpulkannya. Ia hanya menggunakan keterangan dan penjelasan yang paling jelasa sebagai acuan membuat peta. Menjelang tenggat waktu yang ditentukan, peta yang diinginkan Raja Roger IIĀ akhirnya selesai dibiuat, tepat pada tahun 1154 M.
Selain dikenal sebagai seorang kartografer dan geografer, ilmuwan kelahiran Ceuta Maroko, Afrika Utara pada tahun 1100 M ini, dikenal juga dengan nama singkat Al Sharif Al Idrisi Al Qurthubi. Orang barat memanggilnya dengan sebutan Edrisi atau Dreses.
Al Idrisi merupakan ilmuwan muslim yang mendapatkan pendidikan di kota Cordoba Spanyol. Sejak muda, dia sudah tertarik dengan studi geografi. Al Idrisi juga sempat menjelajahi banyak tempat yang jaraknya terbilang jauh meliputi Eropa dan Afrika Utara. Dia sempat mengembara ke Perancis, Spanyol, Portugal, Inggris dan negeri lainnya di belahan dunia Eropa.
Dia melakukan pengembaraan untuk mengumpulkan data-data tentang geografi. Pada masa itu, para geografer muslim sudah mampu mengukur permukaan bumi serta akurat serta peta seluruh dunia. Sebagai ilmuwan yang cerdas, Al Idrisi mengkombinasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan hasil penemuannya. Itulah yang membuat pengetahuannya terhadap seluruh bagian dunia sangat komprehensif.
Pengetahuannya yang luas tentang geografi dan kartografi membuatnya dikenal dunia. Para navigator laut dan ahli strategi militer pun begitu tertaik dan menaruh perhatian terhadap pemikiran Al Idrisi. Dibandingkan geografer muslim lainnya, figur dan hasil karya Al Idrisi lebih kesohor di benua Eropa. Al Idrisi meninggal pada tahun 1160 M di Sicilia.