Al Kindi Seorang Pemecah Kode Rahasia

Ilmuwan kelahiran Kufah ini bernama lengkap Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al Asy’ats bin Qais Al Kindi. Ayahnya bernama Ibnu As Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al Mahdi (775-785) dan Harun Arrasyid (786-809). Kakeknya Asy’ats bin Qais dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi Muhammad.

Pendidikan dasar ditempuh Al Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani dan Arab.

Al Kindi hidup di era kejayaan islam Baghdad di bawah kekuasaan dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya, yakni Al Amin, Al Ma’mun, Al Mu’tasim, Al Wasiq, dan Mutawakil. Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak ialah:

  1. Geometri sebanyak 32 judul.
  2. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul.
  3. Logika sebanyak 9 judul.
  4. Fisika 12 judul.

Buah pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.

Al Kindi dikenal sebagai filosof muslim pertama, karena dialah orang islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke 7 M, filsafat masih didominasi orang kristen Suriah. Al Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar ialah menyelaraskan filsafat dan agama.

Salah seorang penulis buku tentang studi islam, Henry Corbin, menggambarkan akhir hayat sari sang filosof islam. menurut Corbin, pada tahun 873, Al Kindi meninggal dalam kesendirian dan kesepian. Saat itu Baghdad tengah dikuasai rezim Al Mu’amid. Begitu dia meninggal, buku-buku filsafat yang dihasilkannya banyak yang hilang. Sejarawan Felix Klein Franke menduga lenyapnya sejumlah karya filsafat Al Kindi akibat dimusnahkan rezim Al Mutawakkil yang tak senang dengan paham muktazilah. Selain itu, karyanya yang lenyap akibat ulah serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad dan Baitul Hikmah.

Kitab Pemecah Kode Al Kindi

Salah satu karyanya yang termasuk fenomenal ialah risalah Fi Istikhraj al Mu’amma. Kitab itu mengurai dan membahasa kriptologi atau seni memecahkan kode. Al Kindi memaparkan bagaimana teknik kode-kode rahasia diurai.

Teknik-teknik penguraian kode atau sandi-sandi yang sulit dipecahkan dikupas tuntas dalam kitab itu. Selain itu, ia juga mengklasifikasikan sandi-sandi rahasia serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Yang lebih penting lagi, dalam buku tersebut Al Kindi mengenalkan penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode rahasia.

Kriptografi dikuasainya, lantaran dia pakar di bidang matematika. Di area ilmu ini, ia menulis 4 buku mengenai sistem penomeran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern. Al Kindi juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi.

Bekerja di bidang-bidang sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad setelahnya diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages.

Filsafat Al Kindi

Bagi Al Kindi, filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mulia. Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi filosofis. Menurut dia, Tuhan ialah yang Benar Pertama (al Haqq al Awwal) dan yang benar tunggal.

Updated: 04/03/2024 — 07:03