Inilah Pencegahan dan Pengobatan Anemia

Diet dan Anemia

Faktor-faktor diet yang diperlukan untuk sintesis normal sel-sel darah merah adalah zat besi, vitamin B12, asam folat, asam askorbat, dan protein. Defisiensi salah satu nutrien tersebut akan mempengaruhi pembentukan sel-sel darah merah dan menimbulkan keadaan anemia. Di antara berbagai jenis anemia, anemia gizi yang disebabkan oleh defisiensi zat besi sejauh ini merupakan anemia yang paling sering ditemukan.

Alergi Makanan

Makanan yang lazim dicurigai mencakup berbagai macam ikan dan makanan laut, telur, susu dan buah tertentu (strawberry).  Sebelum diterapkan suatu diet yang menghindari jenis makanan tertentu, perlu diselidiki dahulu dengan seksama kecurigaan akan alergi makanan itu.

Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan jenis malnutrisi yang banyak dijumpai bukan hanya di Indonesia, tetapi bahkan di seluruh penjuru dunia. Keadaan ini disebabkan oleh kekurangan zat besi untuk pembentukan hemoglobin, yakni pigmen pembawa oksigen yang terdapat dalam sel-sel darah merah. Insufiensi unsur mineral ini menyebabkan penurunan jumlah serta ukuran sel-sel darah merah dan mengurangi kandungan hemoglobin di dalamnya. Penderitanya menjadi pucat dan lemah serta mudah lelah. Berbagai faktor turut menimbulkan keadaan ini.

  1. Makanan yang kandungan zat besinya rendah.
  2. Kebutuhan zat besi yang meningkat akibat kehilangan darah, misalnya sebagai akibat cedera, perdarahan dari ulkus peptikum atau hemorhoid, atau sebagai akibat epistaksis atau menstruasi yang berlebihan.
  3. Gangguan penyerapan zat besi, seperti terjadi pada kelainan traktus alimentarius tertentu.

Anemia defisiensi kerapkali terjadi di antara kaum wanita, khususnya wanita dengan haid yang banyak atau ibu yang mengalami kehamilan berulangkali. Jenis anemia ini juga sering ditemukan diantara anak-anak dan para remaja, yang kebutuhan zat besinya tinggi karena berlangsungnya pertumbuhan. Bayi-bayi juga mudah menderita anemia, khususnya bayi yang hanya diberi air susu dalam waktu lama tanpa makanan tambahan, mengingat baik ASI maupun susu sapi merupakan sumber zat besi yang buruk. Kelompok lainnya yang kemungkinan besar menderita anemia adalah para manula berusia di atas 75 tahun, khususnya yang menghadapi kesulitan untuk mengunyah makanannya.

Terapi dan pencegahan anemia

Mengingat unsur mineral ini terdapat dalam makanan dengan jumlah yang relatif kecil, cara paling efektif untuk mengatasi anemia defisiensi  besi segera setelah diketahui adalah dengan pemberian zat besi dalam bentuk preparat; terapi juga harus ditujukan kepada keadaan yang mungkin terdapat di balik anemia tersebut, seperti hemorhoid.

Apabila kesalahan pada kebiasaan makan ikut memainkan peranan dalam menimbulkan keadaan anemia, kebiasaan ini harus dikoreksi untuk mencegah timbulnya kembali anemia dan pasien harus melihat cara-cara memilih makanan yang bervariasi dan baik. Anak-anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui harus makan telur sedikitnya sekali sehari dan hati seminggu sekali. Kedua jenis makanan ini kaya akan zat besi.

Orang-orang tertentu, misalnya para penderita kehilangan darah yang tidak dapat dihindari dan bersifat menahun, harus memperoleh tablet zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. Timbulnya anemia defisiensi besi pada bayi sebagian besar dapat dicegah dengan:

  1. Meyakinkan ibu agar mendapatkan zat besi dalam jumlah yang memadai selama kehamilan sehingga kebutuhan janin dapat terpenuhi.
  2. Memberikan makanan pelengkap yang kandungan zat besinya tinggi kepada bayi, seperti kuning telur, hati saring, daging saring dan jenis-jenis makanan sereal yang telah diperkaya khusus untuk bayi, pada akhir bulan keempat.

Vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 akan menimbulkan anemia pernisiosa. Keadaan ini terjadi akibat gangguan penyerapan vitamin tersebut dari traktus alimentarius. Karena gangguan penyerapan vitamin B12 pada anemia pernisiosa timbul akibat kekurangan faktor instrinsik, keadaan ini tidak dapat diobati atau dicegah dengan makanan yang kaya akan vitamin B12 ataupun dengan preparat vitamin B12.

Dalam keadaan ini diperlukan penyuntikan vitamin B12. Apabila penyerapan usus berlangsung normal, defisiensi vitamin B12 hanya terjadi pada kaum vegetarian yang sama sekali tidak memakan produk hewani.

Asam Folat

Defisiensi asam folat dari makanan diperkirakan mempunyai peranan dalam menimbulkan anemia megaloblastik yang kadang-kadang terjadi pada kehamilan. Keadaan ini sering ditemukan di antara wanita hamil. Kadang-kadang juga ditemukan pada bayi prematur serta manula.

Asam askorbat

Anemia akibat kekurangan asam askorbat kadang-kadang dijumpai bersamaan dengan penyakit skorbut.

Protein

Defisiensi protein yang serius dapat mengakibatkan kekurangan protein untuk pembentukan struktur sel darah merah dan turut menimbulkan anemia.