Asam folat (bahasa Inggris: folic acid, folate, folacin, vitamin B9,[6] vitamin BC, pteroyl-L-glutamic acid, pteroyl-L-glutamate, pteroylmonoglutamic acid) adalah vitamin yang larut air. Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homoSistein. Vitamin ini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan asam folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata latin folium (daun).
Asam folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects, NTDs) pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan di mana otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 – 0.8 mg per hari, risiko timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80 %.
Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan karena kekurangan asam folat berisiko bayi lahir dengan cacat pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf (neural tube deffect).
Fungsi asam folat
Asam folat, sebagaimana vitamin B12 ternyata merupakan unsur esensial bagi perkembangan sel-sel darah merah dan cukup mujarab untuk mengobati anemia tipe tertentu.
Sumber asam folat dalam diet
Asam folat tersebar luas dalam makanan dengan berbagai ragam bentuk yang secara kimiawi ada hubungannya dan keseluruhannya disebut folat. Sayuran hijau merupakan sumber yang kaya akan jenis vitamin ini. Asam folat bukan vitamin yang stabil dan kehilangan yang cukup besar akan terjadi selama pemasakan makanan.
Kebutuhan Asam Folat
Kebutuhan asam folat meningkat pada saat hamil. Anemia megaloblastik yang kadang-kadang muncul pada saat hamil dan bereaksi terhadap pengobatan dengan asam folat, sebagian disebabkan oleh diet yang kekurangan vitamin ini. Defisiensi folat kadang-kadang terjadi pada bayi prematur, yang menyertai sindrom mal absorpsi, dan pada orang-orang lanjut usia yang dietnya jelek. Defisiensi asam folat dalam diet akan menimbulkan anemia, terutama dijumpai di negara-negara beriklim tropis.