Asma’ binti Umais Menjadi Istri Abu Bakar

Setelah kematian suaminya, Asma’ dinikahi oleh Abu Bakar yang juga istrinya Ummu Raiman meninggal. Asma’ mengabdikan diridengan mencurahkan cinta dan kesetiaan di rumah tangganya yang baru.

Abu Bakar dan Asma’ akhirnya mempunyai anak dari hasil pernikahan mereka. Sebagai ucapan syukur, mereka turut melaksanakan haji wada atau haji penghabisan bagi Rasulullah saw.

Asma’ telah menyaksikan peristiwa-peristiwa penting, seperti meninggalnya Rasulullah saw, dan menyaksikan suaminya (Abu Bakar) menjadi khalifah.

Asma’ senantiasa menjaga suaminya agar merasa senang dan tenteran hidup bersamanya. Dengan tulus, didukungnya sang suami agar mampu mengatasi berbagai masalah, seperti memerangi orang-orang murtad, yang tidak mau membayar zakat.

Kebersamaan Abu Bakar dan Asma’ tidak lama, karena Abu Bakar jatuh sakit yang menyebabkannya meninggal. Abu Bakar berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh istrinya Asma’ binti Umais. Selain itu, beliau juga berpesan kepada istrinya agar berbuka puasa. Abu Bakar berkata, “Berbukalah, karena hal itu membuat dirimu lebih kuat.”

Asma’ terus memohonkan ampun untuk suaminya Abu Bakar, beliau bersedih hati. Akan tetapi, beliau tetap bersabar dan berteguh hati.

Selanjutnya, setelah Abu Bakar meninggal, Asma’ memandikan jenazah suaminya, sehingga beliau lupa terhadap wasiat yang kedua.

Asma’ berkata, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Namun, hari ini adalah hari yang sangat dingin. Apakah boleh bagiku untuk mandi?” mereka menjawab, “Tidak.”

Kemudian, dia akhir siang, seusai dimakamkannya Abu Bakar, dia ingat wasiat suaminya yang kedua, yakni agar dia berbuka puasa (tidak melanjutkan puasa).

Asma’ bingung untuk melaksanakan wasiat tersebut, karena waktu berbuka sebentar lagi. Namun akhirnya ia lebih memilih menunaikan wasiat suaminya.