Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja orang yang suka (doanya) dikabulkan dan dijawab oleh Allah ketika ia berada dalam kesulitan dan penderitaan maka perbanyaklah doa ketika ia berada dalam kesenangan dan kelapangan.”
Hadis ini mengandung anjuran bagi kita semua sebagai umat Rasulullah saw untuk senantiasa berdoa baik dalam keadaan senang ataupun susah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan pertolongan dan perlindungan Allah ketika kita benar-benar membutuhkannya di tengah kesulitan dan penderitaan. Ketika kita dihimpit oleh kesulitan dan penderitaan, sesungguhnya dalam tubuh kita berlangsung produksi berbagai materi, baik berupa hormon, protein, maupun zat-zat kimiawi lain yang mempengaruhi berbagai fungsi tubuh.
Ketika kita berada dalam tekanan kesulitan atau penderitaan, dan pikiran kita dipenuhi pikiran negatif maka tubuh kita dipicu untuk memproduksi cytokines, yaitu protein yang mempengaruhi proses metabolisme dan penyerapan nutrisi oleh sel-sel tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh menurun dan tubuh menjadi terbuka terhadap serangan berbagai penyakit, seperti serangan jantung, nyeri tulang, nyeri sendi, peningkatan gula darah, kanker, alzheimer, dan penyakit lainnya.
Umat islam bisa meraih ketenangan jiwa kapan pun dan dimana pun dengan cara mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan khusyu’. Dengan begitu, ia akan merasakan ketenangan dan kedamaian jiwa meskipun tengah menghadapi persoalan yang besar atau kesulitan yang menghimpit.
Dzikir dan shalat merupakan cara yang lebih efektif dibanding yoga atau meditasi untuk menciptakan ketenangan jiwa, karena ibadah dzikir merupakan cara yang paling sesuai dengan fitrah manusia.