Cara Absorpsi

Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara: pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositosis atau pinositosis.

Absorpsi pasif terjadi bila zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut (carrier) atau energi. Hal ini terjadi bila konsentrasi zat gizi di dalam saluran cerna lebih tinggi daripada sel yang mengabsorpsi. Perbedaaan konsentrasi ini yang mendorong absorpsi pasif melalui membran sel yang dapat menyerap zat gizi tersebut (permeable). Proses absorpsi pasif ini sama dengan proses osmosis biasa. Hanya sebagian kecil zat gizi diabsorpsi secara pasif ini, yaitu air dan beberapa mineral.

Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi fasilitatif tidak membutuhkan energi. Di sini absorpsi juga terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi. Absorpsi fasilitatif dilakukan untuk fruktuosa.

Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi. Glukosa, galaktosa, asam amino, kalium, magnesium, iodida, kalsium, dan zat besi diabsorpsi secara aktif. Beberapa zat gizi mungkin menggunakan alat angkut yang sama, sehingga berkompetisi untuk diabsorpsi. Sebagai sumber energi adalah Adenin Triposfat (ATP). Energi dapat secara aktif memompakan senyawa  bersangkutan ke dalam vili, sehingga dapat memindahkan larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. Transoprtasi aktif di samping itu membutuhkan pompa natrium. Contoh alat angkut untuk besi ialah protein transferin dan untuk vitamin A protein pengikat retinol (Retinol Binding Protein/RBP).

Fagositosis atau pinositosis ialah cara absorpsi dimana membran sel-sel epitel “menelan” zat-zat yang akan diabsorpsi. Dengan cara ini dapat diabsorpsi butiran besar, seperti protein utuh. Masuknya protein asing melalui saluran cerna ke dalam peredaran darah yang menimbulkan reaksi alergi mungkin disebabkan oleh fagositosis ini.