Diet Pasca Trauma (cedera)

Trauma (cedera), baik yang ditimbulkan dari kecelakaan maupun dari prosedur pembedahan, akan diikuti oleh masa pemulihan yang dianggap berlangsung dalam dua tahap.

Periode segera setelah trauma ditandai dengan pemecahan jaringan tubuh sehingga mengakibatkan keseimbangan nitrogen yang negatif. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit juga terjadi. Derajat perubahan matabolik ini sesuai dengan beratnya trauma. Misalnya fase katabolik pada operasi hernia diperkirakan berlangsung selama beberapa hari saja, sedangkan pada kasus luka bakar yang parah, fase katabolik dapat berlangsung selama 10 hari, bahkan sampai berminggu-minggu kalau terjadi infeksi sekunder.

Apabila fae katabolik berlangsung singkat, pemberian diet tinggi protein tidak akan memberikan hasil apa-apa karena dalam fase tersebut biasanya pasien tidak memiliki selera makan.karena itu, terapi diet dalam keadaan ini ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang kalai perlu dilakukan lewat infus. Sifat diet pada keadaan ini ditentukan oleh selera pasien.

Setelah terjadi cedera berat, seperti operasi besar atau luka bakar yang luas, diperlukan metode yang lebih aktif, dan kemungkinan keseimbangan nirogen yang negatif dapat dicegah dengan diet tinggi kalori tinggi protein.

Selama tahaf konvalensi yang kedua, anabolisme atau penggantian protein akan terjadi dan secara berangsur-angsur proses metabolisme kembali ke keadaan normal. Periode ini ditandai dengan peningkatan berat badan pasien dan pulihnya kembali selera makan pasien. Dalam masa ini diperlukan perhatian dalam pemberian diet seimbang. Perhatian jangan ditujukan kepada proteinnya saja, karena masukan kalori dari hidratarang dan lemak diperlukan agar protein dapat digunakan untuk sintesis jaringan.