Mengatasi Penyakit Kardiovaskuler (Jantung) Dengan Cara Diet Rendah Garam

Diet rendah garam dapat dipakai untuk mengatasi hipertensi primer, khususnya hipertensi ringan. Pada sebagian orang, penyakit hipertensi timbul bersamaan dengan konsumsi garam yang tinggi.

Sebagian besar preparat diuretik akan mendorong ekskresi kalium di samping ekskresi natrium. Untuk mencegah terjadinya deplesi kalium selama pengobatan dengan preparat diuretik, diperlukan suplementasi unsur tersebut (misalnya dengan pemberian tablet kalium, seperti aspar K, atau pemberian serbuk KCL).

Modifikasi berikut ini dilakukan pada diet yang normal:

  1. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari ½ sendok teh atau 2 gram garam dapur sehari) pada waktu memasak.
  2. Di meja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur ataupun bahan penyedap yang mengandung natrium, seperti bumbu masak, kecap, saus tomat, dan lain-lain.
  3. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500 ml per hari. Kalau mungkin, susu sapi diganti dengan susu nabati (susu kedelai) yang kandungan natrumnya sangat sedikit.
  4. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan asin seperti ham, lidah asap, ikan asin, sebi, telur asin, keju, dendeng, abon, korned, sardencis. Kemudian sayuran dan buah yang diasinkan seperti sayur asin, sawi asin, asinan sayuran dan buah, acar. Lalu berbagai bahan penyedap dan aditif seperti garam dapur, bumbu masak, vetsin, soda kue, kecap, saus tomat, tauco, petis, terasi. Makanan cemilan seperti roti, kue, biskuit dan lain-lain yang diolah dengan soda kue atau garam dapur. Kemudian makanan nabati yang diasinkan seperti pindakas (mentega kacang), kacang asin, margarin biasa, dan lain-lain.
  5. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam, dianjurkan penggunaan bumbu yang tidak mengandung natrium seperti gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, laos, salam.