Genotipe dan Fenotipe: Apa itu? Perbedaan, Hubungan dan Faktor Lingkungan

Kita semua unik, bahkan kembar monozigot, yang secara genetik identik, selalu memiliki beberapa variasi dalam penampilan dan tindakan mereka.

Keunikan ini adalah hasil interaksi antara susunan genetik kita, yang diwarisi dari orang tua kita, dan pengaruh lingkungan sejak kita dikandung.

Memahami genotipe dan fenotipe

Wilhelm Johannsen adalah seorang ilmuwan yang bekerja di Denmark pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Selama serangkaian percobaan, ia mengamati variasi dalam biji yang identik secara genetik. Dia menyimpulkan bahwa variasi harus disebabkan oleh faktor lingkungan dan menciptakan istilah “genotipe” dan “fenotipe” pada tahun 1911.

Perbedaan

Genotip

Genotipe adalah susunan genetik dari suatu organisme individu. Genotipe Anda berfungsi sebagai seperangkat instruksi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh Anda.

Kata “genotipe” umumnya digunakan ketika berbicara tentang genetika dari suatu sifat tertentu (seperti warna mata).

fenotipe

Fenotipe adalah karakteristik fisik atau biokimia yang dapat diamati dari suatu organisme individu, ditentukan baik oleh susunan genetik dan pengaruh lingkungan, misalnya tinggi, berat, dan warna kulit.

Hubungan

Istilah “genotipe” umumnya digunakan untuk merujuk pada alel tertentu. Alel adalah bentuk alternatif dari gen yang sama yang menempati lokasi yang sama pada kromosom.

Di lokus mana pun, ada 2 alel (1 pada setiap kromosom dalam pasangan) – Anda mendapatkan 1 alel dari ibu Anda dan 1 dari ayah Anda.

2 alel bisa sama atau bisa berbeda. Alel yang berbeda dari suatu gen umumnya memiliki fungsi yang sama.

Misalnya, mereka mengkodekan protein yang mempengaruhi warna mata tetapi dapat menghasilkan fenotipe yang berbeda (misalnya, mata biru atau coklat) tergantung pada kumpulan 2 alel yang Anda miliki.

Misalnya, kemampuan untuk merasakan PTC (senyawa yang terasa pahit) dikendalikan oleh satu gen. Gen ini memiliki setidaknya 7 alel, tetapi hanya 2 di antaranya yang umum ditemukan.

Huruf besar “T” mewakili alel dominan yang memberikan kemampuan rasa: “dominan” berarti bahwa siapa pun dengan 1 atau 2 salinan alel ini akan dapat merasakan PTC.

Alel tanpa rasa bersifat resesif dan diwakili oleh huruf kecil ‘t’ – ‘resesif’ berarti bahwa seorang individu akan membutuhkan 2 salinan alel untuk tidak menjadi pengecap.

Setiap pasangan alel mewakili genotipe individu tertentu, dan dalam hal ini, ada 3 kemungkinan genotipe: TT (pengecap), Tt (pengecap), dan tt (bukan pengecap).

Jika alelnya sama (TT atau tt), genotipenya homozigot. Jika alelnya berbeda (Tt) maka genotipenya adalah heterozigot .

Sebenarnya, jarang 1 gen untuk menentukan 1 sifat seperti dalam kasus uji PTC (sifat monogenik). Sebagian besar sifat bersifat kompleks dan memiliki gen yang mempengaruhinya pada lebih dari 1 lokus (poligenik).

Bagaimana faktor lingkungan mempengaruhi fenotipe

Gen Anda membawa instruksi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh Anda. Namun, fenotipnya dipengaruhi selama perkembangan embrio dan sepanjang hidupnya oleh faktor lingkungan.

Faktor lingkungan banyak dan beragam dan termasuk diet, cuaca, penyakit, dan stres.

Genetika atau lingkungan

Menggunakan contoh rasa PTC, para ilmuwan memperkirakan bahwa gen mengontrol sekitar 85% dari kemampuan rasa. Faktor lingkungan yang berperan termasuk seberapa kering mulut Anda atau seberapa baru Anda makan.

Sejauh mana genotipe Anda ditentukan oleh genotipe Anda dikenal sebagai “plastisitas fenotipik.” Jika faktor lingkungan memiliki pengaruh yang besar, plastisitas fenotipiknya tinggi.

Jika genotipe dapat digunakan untuk memprediksi fenotipe secara andal, plastisitas fenotipnya rendah.

Secara umum, besarnya pengaruh faktor lingkungan terhadap fenotipe Anda selanjutnya adalah topik ilmiah yang sangat diperdebatkan.

Ini sering disebut sebagai debat sifat (gen) versus nutrisi (lingkungan). Para ilmuwan sering mempelajari kembar monozigot (identik) untuk menyelidiki hubungan genotipe/fenotipe.

Kesimpulannya, genotipe atau susunan genetik Anda memainkan peran penting dalam perkembangan Anda.

Namun, faktor lingkungan memengaruhi fenotipe kita sepanjang hidup kita, dan interaksi berkelanjutan antara genetika dan lingkungan inilah yang membuat kita unik.