hikmah dan rahasia waktu puasa

Agama islam mengajarkan kepada umatnya untuk berpuasa dari mulai terbit matahari sampai terbenam matahari. Islamjuga mengajarkan umatnya untuk tidak berbuka secara berlebihan.

Dari hasil penelitian, ternyata ada peningkatan jumlah ancaman dan gangguan kesehatan pada orang yang berpuasa lebih dari 40 hari. Hal ini menjelaskan hadist Nabi saw yang melarang umatnya untuk berpuasa terus-menerus selama beberapa bulan.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri r.a. bahwa Nabi saw bersabda,”Jangan meneruskan (berpuasa melebihi maghrib). Jika kalian ingin meneruskan, teruskanlah sampai waktu sahur.” Para sahabat bertanya, “Apakah engkau meneruskan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab. “Aku tidaklah seperti kalian. Aku bermalam dengan makanan dan minuman secukupnya.”

Puasa yang disyariatkan islam memberi kemudahan pada tubuh untuk tetap mendapatkan kebutuhan energi dan makanan. Ketika seseorang berpuasa selama beberapa waktu tertentu, sel-sel otak bertumpu pada glukosa sebagai sumber energinya. Ketika berpuasa, berlangsung proses oksidasi lemak hingga menghasilkan aparatus ketone dalam darah.

Selama periode puasa juga tidak terjadi sekresi protein untuk menghasilkan energi karena kadar nitrogen dalam tubuh masih seimbang. Karena itu, puasa dalam islam dianggap sebagai metode diet yang paling mudah dan tidak membahayakan tubuh.

Dengan menjalankan puasa, semua perangkat pencernaan berfungsi seimbang. Perangkat pencernaan akan mensintesis glikogen dan mengoksidasi lemak serta menyintesis protein untuk memproduksi glukosa baru. Lamanya waktu puasa dalam islam tidak akan memunculkan aparatus ketone yang membahayakan tubuh.

Setelah berbuka dan sahur, dimulailah proses pencernaan dan penyerapan untuk memberi makanan pada sel-sel tubuh, serta memperbarui materi-materi yang disimpan, dan yang dicerna untuk mnghasilkan energi berkat gerakan yang dilakukan selama berpuasa. Karena itulan Nabi saw menganjurkan umatnya untuk makan sahur.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi saw bersabda, “Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat berkah.” Hal ini dimasudkan agar tubuh dapat menjalankan proses pencernaan dan penyerapan makanan setidaknya untuk jangka waktu 4 jam, dimulai sejak waktu imsak.

Makan sahur juga memperpendek waktu antara akhir periode pencernaan hingga datangnya waktu berbuka ketika tubuh mulai kembali fungsi pencernaan dan penyerapan makanan. Sebagaimana kita ketahui, Nabi saw menganjurkan umatnya untuk sebera berbuka. Rasulullah saw bersabda, “Umatku akan tetap mendapatkan kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.”