Ibnu Yunus Ahli Astronomi Dari Mesir

Ibnu Yunus ialah astronom muslim terkemuka. Berkat buah pikir Ibnu Yunus kita bisa melihat bulan, menemukan planet, merasakan teknologi informasi melalui satelit. Ibnu Yunus lahir di kota Fustat Mesir pada sekitar tahun 950-1009 M.

Nama lengkapnya ialah Ibnu Al Hasan Ali Abi Syaid Abd Al Rahman ibnu Ahmad Ibnu Yunus Al Sadafi Al Misri. Ia mengembangkan ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika, dan astrologi di bawah lindungan kekhalifahan Fathimiyyah di Kairo pada 969 M.

Tidak kurang dari 30 tahun ia melakukan observasi astronomi, yakni mulai 977 hingga 1003 M. Observasi dilakukan dengan menggunakan astrolabe yang besar dengan diameter 1,4 meter, 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari menjadi salah satu bukti sumbangsih pada ilmu astronomi. Sumbangan pemikirannya yang tak terkira tidak berhenti dalam bidang astronomi saja namun juga di bidang lain yaitu matematika.

Kolaborasi ilmu yang sangat rumit memadukan antara ilmu matematika dan astronomi.  Kitab Al Jiz al Hakimi al Kabir yang berisi ratusan rumus yang dipergunakan dalam rumus spherical astronomy menjadi bukti abadi pemikirannya. Seluruh buah karya Ibnu Yunus kini menjadi rujukan bagi peneliti modern abad ini.

Semua kemajuan komunikasi, astronomi teknologi hingga penjelajahan luar angkasa tidak akan tercapai tanpa buah pikirnya. Tidak berlebihan jika Ibnu Yunus menjadi pionir ilmu astronomi yang sesungguhnya. Ia meninggal pada tahun 1009 M.

Namanya juga tercatat sebagai ahli sejarah lewat karyanya Tarikhu A’yani Mishra. Namanya melejit sebagai astronom ulung yang datang setelah Al Battani dan Abu Al Wafa. Penemuannya berupa bandul atau ayunan yang digunakan untuk mengetahui detik-detik waktu dalam meneropong benda-benda angkasa, seperti halnya bandul yang digunakan untuk jam dinding. Ia lebih dahulu 6 abad dibanding Galileo Galilei (1565-1642 M) yang selama ini dianggap sebagai penemu alat bandul, yang di negara Arab disebut miwar dan di barat dikenal sebagai pendulum.

Dalam observatorium yang terdapat di Jabal Muqattam, Ibnu Yunus berhasil menemukan Rubu’ berlubang yang sering digunakan untuk mengukur gerak bintang. Lebih dari semua itu nama Ibnu Yunus umumnya lebih masyhur lewat karya astronomisnya yang paling terkenal Az Zij al Kabir al Hakimi atau Zij ibnu Yunus atau yang kini dikenal dengan nama Hakemie Astronomical Table. Sayangnya sebagian diantaranya sulit ditemukan. Karya ini mulai ia susun pada tahun 380 H atau 990 M. Kemudian ia sempurnakan lagi di saat-saat menjelang akhir hayatnya.

Zij yang terdiri dari 4 jilid ini kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia yang bobot mutunya lebih tinggi dibanding karya Claudius Ptolomeus dan diterbitkan dalam berbagai bahasa. Oleh Umar Khayyam, Zij itu lalu di bawa ke Persia sedang astronom Nasirudin Thusi memboyongnya ke tanah Mongol. Pada tahun 1280 M Zij itu sempat menyeberang ke daratan Cina dibawa oleh Co Cheong King.

Ibnu Yunus juga sering ditulis dengan Ibnu Yunis, lahir pada tahun 348 H/958 M. Beberapa intisari dari bukunya antara lain mencakup sejumlah besar hasil observasi astronomis tentang gerhana dan gejala astronomis lainnya, diantaranya telah dilakukan oleh sarjana-sarjana pendahulunya pada abad ke 9 dan 10 M.

Observasi-observasi astronomis dilakukan oleh para pendahulunya itu tampaknya sangat luas cakupannya dan untuk riset-riset semacam itu Ibnu Yunus menyusunnya dengan cermat, dan hati-hati dalam mengulasnya. Kritik-kritiknya atas beberapa keterangan yang dianggapnya keliru dan bertentangan dijelaskannya sesuai dengan perkembangan yang ada.

Karya astronomisnya Az Zij Al Kabir Al Hakimi telah dianalisis dan diteliti oleh Delambre yang didasarkan pada publikasi Caussin bab II dan bab V serta pada sebuah terjemahan (untuk kalangan sendiri) dan sebagian babnya masih utuh, yang dilakukan oleh Sedillot yang kini tidak pernah ditemukan lagi.

Observasi-observasi yang pernah dilakukan oleh Ibnu Yunus juga telah banyak dibahas oleh S. Newcomb yang amat berminat pada kemungkinan penggunaannya untuk menentukan nilai observasi sekuler dari bulan. Sumbangan orisinal Ibnu Yunus pada trigonometri bidang dan trigonometri sferis telah banyak ditemukan oleh Delabbre, Von Braunmuhl dan Schoy.

Karyanya yang lain kitab Al Mail (kemiringan matahari) juga kitab At Ta’dil Al Muhkam mengetengahkan gerhana matahari dan bulan. Ia juga menulis beberapa uraian mengenai bayang-bayang, daftar Azimuth matahari, ukuran waktu ketinggian matahari serta jadwal-jadwal waktu shalat yang tentu saja smeua ini merupakan sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan.

Bersama matematikus muslim lainnya seperti Abu Nasr al Iraqi dan Abu Mahmud al Khuyandi, ia pun memberi kontribusi baru dalam bidang disiplin ilmunya.

Kemudian disusul oleh Al Biruni yang menulis karya yang mengagumkan tentang subjek tersebut yang salah satu bukunya adalah Maqollid ‘Ilm al Khay’ah, kunci ilmu pengetahuan astronomi yang merupakan karya independen 1 tentang trigonometris sferis.

Di kemudian hari, penemuan Ibnu Yunus dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Nabni yang mengadakan penelitian di Mesir pada tahun 1040 M.