Inilah Manfaat Kalsium Untuk Tulang

Kalsium tulang tersebar di antara pool (cadangan) yang relatif tidak berubah (stabil) dan tidak dapat digunakan untuk pengaturan jangka pendek keseimbangan kalsium, dan pool yang cepat dapat berubah yang terlibat dalam kegiatan metabolisme kalsium (kurang lebih 1% kalsium tulang).

Komponen yang dapat berubah ini dapat dianggap sebagai cadangan yang menumpuk bila makanan mengandung cukup kalsium. Cadangan kalsium ini terutama disimpan pada bagian ujung tulang panjang dalam bentuk kristal yang dinamakan trabekula dan dapat dimobilisasi untuk memnuhi kebutuhan yang meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, dan menyusui. Kekurangan konsumsi kalsium untuk jangka panjang menyebabkan struktur tulang yang tidak sempurna.

Tulang selalu berada dalam keadaan dibentuk dan diresorpsi (diserap kembali). Aspek mana yang dominan bergantung pada umur dan keadaan faali tubuh. Sintesis tulang dominan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui; pada orang dewasa kedua proses berada dalam keadaan seimbang dimana kurang lebih 600 hingga 700 mg kalsium dipertukarkan tiap hari.

Pada proses menua proses resorpsi dominan sehingga tulang secara berangsur menyusut dan menjadi rapuh. Penyusutan tulang pada umumnya terjadi setelah usia 50 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan tetapi pada perempuan dengan kecepatan lebih tinggi. Seperti telah dijelaskan, kalsium di dalam tulang terdapat dalam bentuk hidroksiapatrit, suatu struktur kristal yang terdiri atas kalsium fosfat dan disusun di sekeliling matriks organik berupa protein kolagen untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang.

Di samping itu terdapat ion-ion lain, termasuk fluor, magnesium, seng, natrium, dan sumsum tulang. Melalui pembuluh darah ini ion-ion mineral berdifusi ke dalam cairan ekstraseluler, mengelilingi kristal dan memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali mineral dari tulang.

Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah. Walaupun makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam darah akan tetap normal.

Pengaruh hormon lain terhadap kerangka tubuh

Kerangka tubuh dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, hormon seks, tiroksin dan kortikosteroid. Kelebihan hormon pertumbuhan pada anak-anak, yaitu sebelum epifisis (bagian tulang yang terpisah dari tulang panjang pada usia muda oleh tulang rawan) menutup, menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa).

Bila terjadi sesudah epifisis menutup, menyebabkan akromegali (pembesaran tulang-tulang dan jaringan lunak tangan, kaki, dan wajah). Sebaliknya, kekurangan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan pertumbuhan (kerdil). Kekurangan estrogen (hormon seks pada perempuan) menyebabkan kehilangan bahan tulang atau osteoporosis.

Kebanyakan hormon tiroksin menyebabkan percepatan penggantian kalsium dengan resorpsi yang lebih cepat yang pada akhirnya menyebabkan kalsium darah meningkat dan terjadi osteoporosis.