Kebutuhan energi untuk metabolisme basal atau angka metabolisme basal

Angka metabolisme basal (AMB) atau basal metabolic rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhn energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh

Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.

Cara mengukur angka metabolisme basal

Angka metabolisme basal dapat diukur melalui kalorimetri langsung dan kalorometri tidak langsung. Pengukuran metabolisme basal dilakukan pada pagi hari terhadap subjek yang berada dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan selama 12 jam terakhir serta berada pada suhu dan lingkungan yang nyaman.

Kalorimetri langsung

Pengukuran metabolisme basal dengan cara kalorimetri langsung dilakukan dalam ruang pernapasan atau alat kalorimeter bom. Dengan mengukur perubahan panas sejumlah air yang diketahui volumenya dan dialirkan melalui pipa pada bagian atas ruangan, dapat diukur jumlah panas yang dikeluarkan seseorang.

Kalorimetri tidak langsung

Kalorimetri tidak langsung lebih sederhana dan lebih murah. Teori yang digunakan adalah bahwa makana dioksidasi dan menghasilkan panas di dalam tubuh, proporsi jumlah oksigen yang digunakan dan karbon dioksida yang dihasilkan sebandig dengan jumlah panas yang dikeluarkan.

Jumlah panas yang dihasilkan tidak saja dapat dihitung dari jumlah oksigen yang digunakan dan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, akan tetapi juga bergantung pada rasio jumlah mol karbon dioksida yang dihasilkan dan jumlah mol oksigen yang digunakan. Rasio ini dinamakan respiratory quotient (RQ)

RQ = Jumlah mol CO2 / Jumlah mol )2

RQ untuk karbohidrat untuk karbohidrat, lemak, dan protein berbeda, karena perbedaan komposisi kimianya yang menentukan jumlah oksigen yang diperlukan dan karbo dioksida yang dihasilkan pada pembakaran.

RQ karbohidrat adalah 1, karena ada pembakaran karbohidrat jumlah molekul oksigen yang diperlukan sama dengan jumlah molekul karbon dioksida yang dihasilkan.

Lemak membutuhkan lebih banyak oksigen untuk pembakaran daripada karbohidrat karena lemak relatif lebih sedikit mengandung oksigen daripada karbon dan hidrogen. RQ lemak adalah 0,70.

Perhitungan RQ protein lebih kompleks, karena protein di dalam tubuh tidak dioksidasi secara sempurna. Sebagian dari karbon dan oksigen pada pembakaran protein dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai ureum. Bila dilakukan penyesuaia terhadap pengeluaran ureum melalui urin, rasio antara karbon dioksida yang dihasilkan dan oksigen yang digunakan adalah 1:1,2 atay RQ untuk protein adalah 0,80. RQ untuk rata-rata hidangan ditaksir sebesar 0,85.