Ini Dia Kisah Hidup Abdullah bin Mas’ud

Ibnu Mas’ud Menampung 70 Hadis Rasulullah saw

Rasulullah pernah mengatakan kepada Ibnu Mas’ud bahwa dia akan menjadi seorang pemuda terpelajar.

Abdullah bin Mas’ud telah diberi pelajaran oleh Tuhannya, hingga ia bisa menjadi faqih atau ahli hukum bagi umat Rasulullah saw, di samping sebagai tulang punggung para huffadh al Qur’anul Karim.

Mengenai dirinya ia pernah berkata, “Saya telah menampung 70 surat AL Qur’an dengan mendengarnya langsung dari Rasulullah saw. Tidak seorang pun yang dapat menyaingiku dalam hal ini.”

Dengan tekun dan pantang takut, beliau menyebarluaskan ayat-ayat suci itu hingga ke pelosok kota Makkah ketika siksaan dan penindasan terhadap umat islam tengah merajalela.

Atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan Al Qur’an secara terang-terangan itu, Allah swt menganugerahinya bakat istimewa dalam mendaraskan bacaan Al Qur’an, sekaligus kemampuan luar biasa dalam memahami arti dan maksudnya.

Bacaan Al Qur’an Ibnu Mas’ud Disenangi Oleh Rasulullah saw

Rasulullah saw telah berwasiat kepada para sahabat agar menjadikan Ibnu Mas’ud sebagai teladan. Rasulullah saw bersabda, “Berpegang teguhlah pada ilmu yang diberikan oleh Ibnu Ummi ‘Abidin!”

Diwasiatkan pula agar mencontoh bacaannya dan mempelajari cara membaca Al Qur’an daripadanya. Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang ingin membaca Al Qur’an tepat seperti diturunkannya, hendaklah ia membaca seperti Ibnu Ummi ‘Abidin!”

Rasulullah saw menyenangi bacaan Al Qur’an Ibnu Mas’ud. Suatu hari Rasulullah saw memanggil Ibnu Mas’ud dan berkata, “Bacakanlah kepadaku, hak Abdullah!” dengan ragu, Ibnu Mas’ud menjawab, “Haruskan aku membacakannya kepada engkau, wahai Rasulullah?”

Rasulullah saw menjawab, “Saya ingin mendengarnya dari mulut orang lain.”

Maka, Ibnu Mas’ud pun membaca surat An Nisa, hingga sampailah ia pada ayat 41 dan 42:

  1. Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
  2. di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat Menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.

Maka, seketika itu juga Rasulullah saw tak dapat menahan tangisnya. Air matanya tumpah, dan dengan tangannya beliau mengisyaratkan kepada Ibnu Mas’ud untuk menghentikan bacaannya.

Di lain waktu, Ibnu Mas’ud juga pernah menyebut-nyebut karunia besar yang telah diberikan Allah swt, ia berkata, “Tidak ada satu pun dari Al Qur’an itu yang diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa yang diturunkannya. Dan tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang kitab Allah daripada aku. Dan, sekiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku akan menemuinya. Tetapi, aku bukanlah yang terbaik diantaramu.”

Umar bin Khatthab pernah memuji Ibnu Mas’ud, “Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-limpah.”

Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Jangan tanyakan kepada kami sesuatu masalah selama kaia ini berada pada tuan-tuan.”

Hudzaifah berkata, “Tidak seorang pun saya melihat yang lebih mirip Rasulullah saw, baik cara hidup, perilaku, dan ketenanga jiwanya, daripada Ibnu Mas’ud. Dan orang-orang yang dikenal dari sahabat-sahabat Rasulullah saw mengetahui bahwa putra Ummi ‘Abidin adalah yang paling dekat kepada Allah.”

Updated: 02/03/2024 — 15:03