Berkat kelahirannya, isu bahwa kaum muslim tidak akan bisa melahirkan bayi karena diteluh oleh dukun Yahudi di Madinah tertepis sudah.
Seorang wanita mulia, yakni putri dari Abu Bakar as Shiddiq tlah melahirkan bayinya ketika tengah hijrah dari Makkah menuju Madinah.
Adalah Asma binti Abu Bakar, ibunda mulia yang melahirkan bayi itu di Quba’, yang kemudian diberi nama Abdullah.
Sebeleum disusui, Abdullah bin Zubair dibawa menghadap Rasulullah saw untuk di tahnniq (diusapi untuk pertama kali, biasanya dengan madu/kurma) dan didoakan oleh beliau.
Abdullah tumbuh menjadi pemuda perkasa. Kehebatannya di medan laga ia buktikan ketika bersama mujahid lainnya menggempur Afrika demi membebaskan penduduknya dari kesesatan akidah. Pada waktu mengikuti ekspedisi tersebut, usianya baru 17 tahun.
Dalam peperangan tersebut, jumla personel kedua kubu tidak seimbang. Abdullah segera memutar otak untuk mencari rahasia kelemahan lawan.
Akhirnya dia menemukan kelemahan mereka, dia berpendapat bahwa inti kekuatan musuh bertumpu kepada panglima Berber yang menjadi panglima perangnya.
Dengan penuh keberanian, Abdullah menembus pasukan musuh menuju ke arah panglima Berber. Kemudian akhirnya dia berhasil menembus pasukan musuh dan membunuh panglima tersebut.
Panji pasukan lawan pun direbut oleh teman-temannya dari tangan musuh. Setelah matinya panglima Berber, semangat tempur pasukan musuh redup dan tak alam kemudian mereka bertekuk lutut di hadapan para mujahid yang gagah berani.
Abdullah adalah seorang hamba yang tawadhu dan penuh rasa khusyuk. Ada orang yang mengilustrasikan bahwa ketika Abdullah sedang salat, tubuhnya seperti batang pohon yang tidak bergeming, saking khusyuknya beliau dalam salat.
Bahkan, Yahya bin Wahab juga bercerita bahwa apabila Abdullah sedang sujud, banyak burung kecil bertengger di punggung beliau, karena mengira punggung itu adalah tembok yang kokoh. Beliau meninggal dalam usia 72 tahun, terbunuh oleh Hajjaj bin Yusuf.