Pengertian Kolesistitis Kronis dan Ikterus Obstruktif dan Diet Untuk Mengatasinya

Pada pasien yang tidak dianjurkan untuk menjalani pembedahan, diperlukan terapi diet untuk jangka yang panjang. Masuknya lemak ke dalam duodenum akan diikuti oleh kontraksi kantong empedu dan ekskresi getah empedu. Karena itu, pada pasien kolesistitis kronis, konsumsi lemak yang normal dapat membantu mengatasi keadaan atonia kandung empedu, mendorong aliran empedu pada sistem biliaris dan membantu mencegah terjadinya batu empedu.

Kolesistitis adalah peradangan yang terjadi pada kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ tubuh tempat penyimpanan cairan empedu, yaitu cairan yang memiliki peran penting dalam pencernaan lemak di dalam tubuh.

Kolesistitis bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Sebagian besar kasus kolesistitis akut terjadi karena penyumbatan di saluran empedu. Sedangkan kolesistitis kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah seseorang mengalami kolesistitis akut berulang kali.

Para penderita penyakit kantong empedu yang kronis biasanya mempunyai keluhan sering kembung dan nyeri ulu hati yang timbul sesudah makan. Dalam keadaan ini, makanan gorengan mungkin perlu dihindari sementara lemak yang ada dalam susu, margarin, dan telur mungkin masih dapat ditolerir daripada lemak hewan atau gajih yang terdapat pada sate kambing.

Beberapa jenis sayuran (kubis, lobak) dan buah (nangka, durian) dapat menimbulkan gas dalam usus. Idiosinkrasi pada masing-masing pasien merupakan pedoman terbaik untuk menentukan makanan apa yang harus dihindari.

Ikterus Obstruktif

Penyumbatan aliran empedu di sepanjang saluran empedu dapat menimbulkan gejala ikterus atau jaundice. Keadaan ini dikenal dengan nama ikterus obsruktif.

Penyebab ikterus obstruktif antara lain batu empedu yang terdapat dalam duktus koledokus (saluran empedu yang masuk ke dalam duodenum) dan karsinoma kaput pankreas. Kalau keadaannya memungkinkan, tindakan pembedahan dapat dilakukan untuk menghilangkan penyumbatan tersebut. namun, dalam keadaan yang tidak memungkinkan tindakan pembedahan, hal yang penting untuk mengatasi ikterus obstruktif adalah penerapan diet yang sesuai.

Mengingat getah empedu merupakan faktor yang penting dalam proses pencernaan lemak, ikterus obstruktif akan disertai dengan kegagalan pencernaan serta penyerapan lemak dan eksresi lemakd alam jumlah yang berlebihan ke dalam faeses. Gejala diare juga ditemukan pada keadaan ini.

Diet yang perlu diterapkan disini adalah diet rendah lemak. Konsumsi lemak selanjutnya dapat ditingkatkan menurut derajat penyumbatannya dan kemampuan pasien untuk menerima lemak. Biasanya diperlukan juga penyuntikkan vitamin larut lemak secara intramuskuler.