Inilah Akibat Kekurangan Kalori Protein

Keadaaan kekurangan kalori protein berpengaruh terhadap tingginya angka kematian bayi dan balita. Kurang kalori protein pada ibu hamil dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah yaitu kurang dari 2500 gram, bayi lahir mati, atau bahkan dapat mengakibatkan kematian dalam persalinan.

Status gizi ibu biasanya diukur dengan tinggi badan, kenaikan berat badan waktu hamil, dan anemia waktu hamil. Anemia pada ibu hamil mempunyai hubungan yang erat dengan angka kematian perinatal. Dari hasil penelitian prospektif dinyatakan bahwa kematian bayi rata-rata meningkat dua kali pada setiap penurunan 10% dari berat untuk umur, bagi anak yang status gizinya kurang atau buruk.

Ada interaksi antara gizi, kekebalan tubuh dan infeksi. Infeksi memperburuk status gizi dan sebaliknya gangguan gizi memperburuk kemampuan anak untuk mengatasi penyakit infeksi, karena gizi kurang menghambat reaksi pembentukan kekebalan tubuh, sehingga anak yang status gizinya buruk akan lebih mudah terkena infeksi.

Kurang kalori protein merupakan akibat dari interaksi antara berbagai faktor, tetapi yang paling utama adalah akibat konsumsi makanan yang kurang memadai, baik kualitas maupun kuantitas, dan adanya penyakit infeksi yang sering diderita, antara lain campak, diare, infeksi saluran pernapasan akut, cacingan, dan lain-lain.

Anak-anak dengan status gizi buruk lebih sering menderita penyakit infeksi saluran pernapasan bagian bawah akut, dan lebih sering menyebabkan kematian bila dibanding dengan anak-anak yang status gizinya baik. Selain penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, gizi kurang dan gizi buruk sering dihubungkan dengan adanya infeksi parasit, misalnya cacingan (cacing gelang, cacing tambang, atau cacing pita).

Faktor yang menyebabkan kerawanan terhadap kekurangan gizi pada anak-anak:

  1. Karena kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena di samping untuk pemeliharaan juga untuk pertumbuhan.
  2. Kemampuan saluran pencernaan anak ayng tidak sesuai dengan jumlah makanan yang mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan anak.
  3. Segera setelah anak dapat bergerak sendiri tanpa bantuan orang lain, mereka akan lebih sering kontak dengan orang lain di sekitarnya, sehingga memudahkan untuk terkena penyakit infeksi terutama bagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya lemah.