Makanan Pelengkap Bayi (Pendamping ASI)

Menjelang bulan keempat atau kelima, seorang bayi mungkin minum 200 ml susu atau lebih setiap kali menyusu. Untuk memenuhi kebutuhan diet yang terus meningkat ini, lingkup diet bagi bayi tersebut harus diperluas dengan mengikutsertakan jenis-jenis makanan yang memberikan nilai gizi yang diperlukan dengan bentuk yang lebih padat. Jadi, makanan campuran diperlukan untuk bayi tersebut. baik ASI maupun susu bayi memiliki kandungan zat besi yang buruk.

Pada saat lahir, seorang bayi mempunyai cadangan zat besi yang cukup untuk kebutuhan selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Penundaan pemberian makanan pelengkap hingga melampaui empat atau lima bulan dapat mengakibatkan anemia pada bayi tersebut. namun demikian, susu formula mengandung tambahan zat besi.

Ibu mungkin dianjurkan untuk memberikan sereal yang dimasak terlebih dahulu, seperti berbagai tepung beras untuk bayi, sebelum bayinya disusui pada pukul 10.00 pagi. Bubur beras tersebut diberikan dengan konsistensi yang sama seperti larutan susu. Pemberian bubur tepung beras dapat dilakukan dengan menggunakan sendok teh. Jumlah yang diberikan tidak perlu dibatasi tetapi tergantung kepada usia anak.

Mungkin pada mulanya satu atau dua sendok sudah mencukupi. Jika bayi tampak memuntahkannya, ini bukan berarti dia tidak menyukainya tetapi karena ia masih belum mampu untuk menggunakan lidahnya mendorong makanan ke belakang mulut. Setelah bayi terbiasa makan dengan sendok, bubur yang diberikan dapat lebih diperkental.

Setelah makanan sereal dapat diterima dengan baik, kita dapat mencoba memberikan satu atau dua sendok sayuran yang dilumatkan, seperti wortel atau bayem, atau sari buah seperti jeruk, pepaya atau pisang, sebelum bayi menyusu pada siang hari. Setelah beberapa hari, jenis-jenis sayuran lunak lainnya boleh diberikan agar secara berangsur-angsur bayi dapat mengenali berbagai jenis makanan.

Makanan dan produk hewani seperti hati ayam, telur, daging juga boleh diberikan asalkan dilumatkan terlebih dahulu. Makanan harus dilumatkan atau disaring selama bayi masih belum mampu mengunyah atau belum memiliki cukup gigi dan belum terbiasa dengan makanan berbentuk gumpalan/potongan. Makanan yang tidak dapat dikunyahnya biasanya akan diludahkan.

Banyak makanan pelengkap formula yang dapat diberikan kepada bayi dalam usia ini. Terkadang jenis makanan tersebut tidak memiliki rasa apa-apa sehingga diperlukan tambahan gula atau garam untuk memperbaiki citarasanya.

Selanjutnya makanan pelengkap dapat diberikan lebih sering. Kalau tadinya hanya diberikan pada pukul 10.00 pagi, sekarang dapat diberikan pula pada pukul 06.00 sore. Makanan yang mengandung lemak, seperti kuning telur, dapat dicoba dengan mencampurkannya bersama bubur tepung sereal.

Setelah selera bayi akan makanan padat semakin meningkat, ASI atau susu botol yang diminumnya akan semakin berkurang. Pada usia 5 atau 6 bulan, bayi harus didorong untuk minum susu dari cangkir, dan secara berangsur-angsur ASI atau susu botol mulai ditinggalkan.

Setelah gigi-geligi anak mulai lengkap, berbagai makanan kering seperti biskuit dan kue-kue dapat diberikan. Secara bertahap bayi mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Kebiasaan menyusu pada pukul 10.00 pagi berubah menjadi makan pagi pada pukul 08.00 pagi, kebiasaan menyusu pad apukul 02.00 siang berubah menjadi makan siang, dan kebiasaan menyusu pada pukul 04.00 sore dihilangkan sehingga santapan terakhir diberikan sekitar pukul 06.00 sore. Pada pukul 06.00 malam mungkin bayi masih menyusu dan kebiasaan ini boleh diteruskan sampai bayi tersebut cukup puas dengan santapan malamnya. Jika bayi bangun pagi hari, segelas susu atau susu coklat bisa diberikan kepadanya.

Menjelang akhir tahun pertama, susunan makanan anak mulai serupa dengan susunan makanan orang dewasa.