Pola Makan Balita dan Anak Pra Sekolah

Pada usia balita dan anak pra sekolah, makanan harus mengikuti pola orang dewasa. Setelah gigi-geligi tumbuh lengkap, anak harus didorong untuk memakai giginya dengan cara memberikan makanan seperti buah apel, bengkoang, ketimun, atau sayuran lain yang dapat dimakan dalam bentuk kasar. Jumlah makanan yang diberikan tergantung selera makan anak.

Berkenaan dengan pemberian makan kepada anak-anak balita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Nilai gizi susu dalam makanan anak-anak sudah jelas. Walaupun begitu, tidak perlu dianjurkan konsumsi susu secara berlebih-lebihan. Konsumsi sebanyak 500 ml per hari sudah cukup bagi seorang balita. Konsumsi susu yang berlebihan cenderung menghilangkan selera makan anak sehingga anak menolak makan makanan penting lainnya. perlu ditekankan makanan yang beraneka ragam bagi balita, yaitu susunan makanan yang terdiri atas buah dan sayuran, daging, ikan, telur, dan lain-lain. apabila jenis-jenis makanan yang diperkenalkan ketika bayi dalam tahun pertama kehidupannya itu bervariasi luas, kemungkinan penolakan makanan di kemudian hari akan lebih kecil.
  2. Selera makan berbeda-beda menurut jenis makanan dan harinya. Seorang anak yang sehat tidak perlu dipaksa makan kalau ia merasa lapar. Makanan manis, biskuit dan cemilan kurang bergizi lainnya jangan diberikan mengikuti kehendak anak semata; selera anak dapat menurun kalau ia terlalu banyak makan makanan yang manis-manis. Jumlah makanan yang dimakan seorang anak setiap kali bersantap harus dibiarkan mengikuti seleranya. Sekali lagi, jangan memaksa anak untuk makan makanannya sebanyak yang ditentukan oleh orangtua.
  3. Kesukaan dan ketidaksukaan terhadap makanan tidak boleh dibicarakan di depan anak.
  4. Cara terbaik untuk memperkenalkan makanan yang bervariasi kepada seorang anak yang berusia satu tahun atau lebih muda lagi adalah dengan mengajaknya duduk di meja ketika seluruh anggota keluarga bersantap.
  5. Pada bayi, hampir seluruh sumber vitamin D didapat dari susu formula atau makanan pelengkap formula yang diperkaya dengan vitamin D. bila kedua jenis makanan ini dihentikan, konsumsi vitamin D mungkin sangat rendah. Dalam keadaan dimana seorang bayi juga jarang terkena panas, pemberian suplemen vitamin D boleh dilanjutkan sampai bayi berusia sedikitnya dua tahun.
  6. Kesehatan dan kebersihan gigi perlu diperhatikan. Sisa makanan yang mengandung gula dan pati yang terselip di celah-celah gigi akan menjadi media pertumbuhan bakteri; bakteri ini menghasilkan asam yang dapat menimbulkan erosi email gigi. Kue manis, permen, dan cokelat sebaiknya tidak diberikan sebagai cemilan.