Inilah Proses Reproduksi Pada Manusia

Reproduksi dijadikan oleh kegiatan organ kelamin laki-laki dan wanita yang khusus, yaitu testis menghasilkan sel kelamin laki-laki yaitu sperma dan ovari menghasilkan sel kelamin perempuan yaitu ova.

Testis dan ovarium adakalanya disebut gonad, gonad laki-laki dan gonad perempuan. Organ-organ ini juga menhasilkan hormon yang membuat sifat kelamin laki-laki dan perempuan berkembang. Produksi hormon-hormon ini dikendalikan oleh hormon gonadotroik dari kelenjar hipofisis.

Oleh penggabungan dus sel kelamin, yaitu sel laki-laki dan satu sel perempuan, tetap berlangsung hidup umat manusia. Untuk memungkinkan terjadinya penggabungan sel-sel pengembangbiakan, maka diperlukan perlengkapan tertentu pada organ laki-laki dan perempuan.

Pelengkap pada organ laki-laki ialah epididimis, tabung kecil tempat sel kelamin atau sperma disimpan di dalam testes, dan vas deferens, yang mengantarkan semen (mani) ke bagian pertama uretra dan penis.

Uretra berjalan melalui penis dan mempunyai dua fungsi, pembuang urine dan mengeluarkan semen. Penis berisi jaringan erektil yang memungkinkan menjadi keras dan tegak.

Pelengkap organ kelamin wanita adalah tuba uterina yang dilalui ovum yang telah dibuahi untuk pergi ke uterus. Di dalam uterus ovum tertanam di dalam selaput pelapis sisi dalam uterus yang telah menebal guna menerimanya. Selain itu ada  servix dan vagina sebagai tempat sementara mani dalam perjalanannya.

Penentuan kelamin tergantung dari khromosom kelamin. Jumlah normal kromosom pada manusia ialah 44 dan ditambah 2 kromosom kelamin menjadi 46; seorang anak menerima 23 kromosom dari setiap oran tua. Ia menerima 22 pasang otosum, yaitu kromosom biasa yang jelas lain dari kromosom kelamin. Terdapat 2 kromosom kelamin, yaitu X atau Y. Kelamin ditentukan oleh ayah anak, sebab hanya sperma yang mmebawa y kromosom. Ovum berisi 22 kromosom biasa dan satu X kromosom (kelamin).

Demikian maka 44 tambah XX (dua kromosom kelamin) satu X dari ibu dan satu X dari ayah, menghasilkan seorang perempuan.

Tetapi 44 tambah XY, X dari ibu dan satu kromosom kelamin Y dari ayah, menghasilkan seorang laki-laki; kelamin ditentukan oleh ayah anak, sesuai dengan pembagian yang diterimanya dari 2 kromosom kelamin itu (X atau Y).

Perkembangan Fetus (janin)

Istilah konsepsi dapat digunakan untuk melukiskan perkembangan pada setiap tahap. Sesudah implantasi, maka konseptus terpendam di dalam endometrium uterus, dan mendapat makanan dari darah ibu. Selama 10 minggu pertama kehamilan, sewaktu organ-organ sedang dibentuk, embrio lebih mudah terkena cedera karena sebab-sebab dari luar, misalnya obat-obatan (seperti thalidomide) atau zat-zat yang mengakibatkan infeksi, misalnya rubella (German measles) dan anak kemudian dapat lahir dengan abnormalis.

Embrio

Embrio terbungkus dalam dua membran, yang di sebelah dalam ialah amnion, dan yang sebelah luar khorion yang merupakan kantong dari membran atau kantong amnion. Kantong ini berisi cairan, liquor amnii, yang memancarkan tekanan ke semua jurusan dan karena itu melindungi fetus dan juga memungkinkannya bergerak bebas dan tumbuh secara seimbang (uraian ini biasanya dilakukan sesudah minggu ke 12).

Selama perkembangan 8 minggu pertama, khorion berhubungan langsung dengan darah ibu. Luas permukaan bertambah bersamaan dengan perkembangan vili (serupa dengan selaput lendir usus halus).

Kira-kira pada minggu ke 8 kantong membran melebar seakan-akan mengisi penuh rongga uterus; vili khorionik yang berada di sebelah endometrium uteri berkembang terus dan membentuk plasenta. Di bagian lain dari khorion, vili itu menghilang. Karena cairan dalam kantong membran bertambah, maka fetus yang terikat pada tali pusar, terapung-apung, seperti dalam suatu keadaan tanpa berat.

Perkembangan fetus

Beberapa langkah dalam perkembangan fetus akan diuraikan. Setelah kira-kira 12 minggu, uterus tumbuh melampaui batas mangkok tulang pelvis dan dapat diraba pada ketinggian simfisis pubis. Semua organ sekarang lengkap terbentuk. Bulan-bulan selanjutnya ialah untuk pertumbuhan. Pada minggu ke-17 gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu dan sesudah 20 minggu bagian-bagian fetus dapat dikenal melalui palpasi abdomen.

Pada umur 28 minggu fetus dapat dinyatakan hidup, artinya mampu hidup terpisah dari ibu, seaandainya terjadi kelahiran prematur. Terbukti bahwa banyak bayi yang lahir sebelum minggu ke-28 hidup terus dan berkembang secara normal. Secara normal bayi siap untuk lahir setelah 40 minggu, yaitu ketika kehamilan dikatakan telah cukup bulan, pada saat ini biasanya berat bayi 2,7 sampai 3,6 kg dan panjangnya 50 cm.

Plasenta

Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke-8 kehamilan, berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri dan tetap terikat kuat padanya sampai bayi lahir. Fungsinya ialah menyediakan makanan untuk fetus yang diambil dari darah ibu; bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan zat untuk oksigenasi darah fetus dan menyingkirkan bahan buangan dari fetus. Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikro-organisme penyakit mencapai fetus.

Obat-obatan terhadap plasenta

Kebanyakan obat-obatan dapat menembus plasenta; setiap obat pembius otak, seperti morfin, barbiturat dan anestesi umum yang diberikan kepada seorang ibu sewaktu melahirkan, dapat menekan pernapasan bayi yang baru lahir. Hendaknya berhati-hati sebelum memberikan suatu obat pada seorang wanita yang hamil; bencana thalidomide, yang mengakibatkan abnormalis dalam pertumbuhan pada minggu-minggu pertama kehamilan, diketahui.

Plasenta membantu ovarium dalam produksi hormon yang diperlukan untuk kelangsungan kehamilan, dan memainkan peranan penting dalam hubungannya dengan laktasi dengan jalan merangsang perkembangan kelenjar buah dada dan saluran-salurannya.

Tali pusar

Tali pusar (funikulus umbilikalis) adalah jaringan fleksibel yang mengikat fetus di tempat umbilikus dengan plasenta. Berisi pembuluh darah yang membawa darah bolak-nalik antara plasenta dan fetus. Bila bayi telah lahir, tali pusar diikat dan dipotong, maka semua hubungan dengan plasenta putus. Sisa ujung tali pusar mengering dan lepas dari bayi beberapa hari kemudian, ditinggalkan umbilikus atau pusar sebagai tanda tempat kaitannya, yaitu sebuah parut.

Sirkulasi darah fetus

Beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari sirkulasi darah fetus mencakup:

  1. Oleh karena fetus menerima oksigen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah fetus harus melalui plasenta.
  2. Semua darah tercampur, sehingga kita tak dapat bicara tentang darah ‘murni” dan “tak murni”, meskipun istilah-istilah ini digunakan. Lebih tepat disebut: darah yang direksigenisasi dari plasenta, tetapi darah ini tak pernah mencapai larutan 95% sampai 100% darah arteri seperti pada orang dewasa dan darah telah dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali ke dalam plasenta. Darah fetus berisi kira-kira 80% larutan oksigen.
  3. Fungsi paru-paru dijalankan oleh plasenta. In utero ( di dalam uterus) fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa; pemberian darah secara terbatas mencapai paru-paru, cukup hanya untuk makan dan pertumbuhan paru-paru itu sendiri.
  4. Saluran pencernaan pada fetus juga tidak berfungsi, karena plasenta menyediakan makanan dan menyingkirkan bahan buangan keluar dari fetus.

Demikianlah maka fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupannya setelah lahir.

Darah yang sudah direoksigenisasi meninggalkan plasenta melalui satu-satunya vena umbilika; vena umbilika berjalan di dalam tali pusar ke umbilikus dan dari sana ada vena kecil yang berjalan ke porta hepatis. Hampir tidak ada darah masuk ke dalam hati sebab vena umbilika langsung bersambung dengan vena kara inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut duktus venosus, sebuah struktur yang hanya ada pada masa fetus.

Setelah di dalam vena kava inferior

  1. Darah berjalan ke atas dan mencapai atrium kanan.
  2. Sebagian besar darah bukan masuk ke dalam ventrikel kanan (sebagaimana anggapan berdasarkan pengetahuan tentag sirkulasi pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri, tetapi melalui lubang fetal, yang hanya untuks sementara ada di dalam septum interatrial, yang disebut foramen ovale.
  3. Setelah mencapai atrium kiri
  4. Masuk melalui katup mitral ke dalam ventrikel kiri
  5. Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah masuk ke dalam aorta asendens
  6. Dari sini sebagian besar darah didistribusikan ke jantung, otak dan anggota atas. Darah yang tertinggal dalam lengkung aorta
  7. Masuk ke dalam aorta torasika-abdominalis desenden.

Setelah beredar dalam otak dan anggota atas, darah kembali ke jantung melalui vena kava superior

  1. Dan mencapai atrium kanan. Setelah berjalan terus ke bawah di dalam atrium kanan, kemudian melalui lubang trikuspid masuk ke dalam ventrikel kanan.
  2. Dari sini darah dipompa masuk ke dalam arteri pulmonalis
  3. Berdasarkan pengetahuan anatomi orang dewasa, kita akan menyangka bahwa darah kemudian akan disalurkan ke paru-paru. Sebenarnya paru-paru dalam fetus tidak aktif dan menerima hanya sedikit darah. Sebagian besar dari darah dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung ke dalam aorta melalui sebuah arteri besar berotot yang disebut duktus arteriosus yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkung aorta. Aorta torasika desendens
  4. Dengan demikian berisi sebagian besar darah yang telah dideoksigenisasi yang mencapainya melalui duktus arteriosus dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, dan mencapainya melalui lengkung aorta.

Kemudian darah dalam aorta disebarkan ke visera dalam abdomen melalui cabang-cabang bawah aorta. Tetapi di dalam fetus sebagian besar darah yang mencapai bifurkasi aorta, berjalan bukan ke visera pelvis dan anggota bawah, seperti akan disangka menurut anatomi dewasa (bagaimanapun struktur-struktur ini menerima persediaannya yang sesuai), tetapi dengan perantaraan sepasang arteri umbilikal kembali ke plasenta. Di dalam plasenta ini terjadi pertukaran dengan darah ibu di seberang plasenta.

Fetus membuat darahnya sendiri dan selama plasenta lengkap, tidak terjadi percampuran. Setelah berjalan melalui kapiler-kapiler plasenta, darah mengalir kembali ke fetus.

Beberapa perubahan tertentu terjadi pada saat-saat kelahiran. Cuping yang seperti katup yang menjaga foramen ovale, menutup dan atrium kanan dan kiri terpisah secara permanen. Duktus arteriosus mengerut hilang dan mengalami fibrosis. Dua lubang itu, yang pada masa fetus adalah normal, dapat bertahan terus dan menyebabkan berbagai kelainan sesudah bayi lahir.

Sesudah tali pusar dipotong dan diikat, darah berhenti mengalir dalam arteri dan vena umbilika dan dalam duktus venosus. Semua struktur itu mengerut dan diganti oleh benang dari jaringan fibrus. Ligamentum teres dari hati pada hakekatnya adalah sisa dari vena umbilika.