Kebutuhan Serat Untuk Kesehatan Tubuh (Dalam Diet)

Masukan serat lewat makanan bervariasi menurut berbagai hal, seperti jenis masyarakatnya (perkotaan atau pedesaan, keadaan sosio ekonomi, kebiasaan makan, dan lain-lain). Seorang vegetarian yang banyak memakan buah serta sayuran dan juga biji-bijian/sereal yang utuh (whole grain cereals) mungkin memperoleh masukan serat sekitar 30 gm atau lebih setiap harinya. Tipe serat dan jumlah yang dimakan akan berubah mengikuti perubahan dalam pertanian dan kemakmuran masyarakat.

Bekatul

Bekatul sesungguhnya merupakan kulit ari beras yang kaya akan serat, vitamin B1 dan mineral. Untuk mendapatkan masukan serat dalam jumlah yang memadai, dianjurkan mengkonsumsi beras utuh yang belum dihilangkan bekatulnya, seperti beras merah atau beras tumbuk yang berwarna kecoklatan. Beras giling sempurna yang putih bersih telah kehilangan bekatul serta benih beras (menir) selama penggilingan sehingga tidak lagi mengandung serat, vitamin B1, dan mineral. Benih beras atau menir biasanya dibuang lewat proses penggilingan untuk mencegah ransiditas (keadaan menjadi tengik atau apek) pada beras yang disimpan.

Hipotesis Serat

Hipotesis ini dirumuskan oleh Burkitt dan Trowell. Keduanya adalah dokter yang bekerja selama 30 tahun di Afrika Timur. Mereka melihat bahwa banyak diantara penyakit-penyakit degeneratif yang lazim di Inggris ternyata jarang dijumoai di Afrika. Mereka juga memperhatikan bahwa penduduk pedesaan Afrika membuang hajat lebih sering dan dengan volume tinja yang besar. Dalam hipotesisnya, mereka menghubungkan hasil pengamatan ini dengan hasil diet yang dikonsumsi oleh penduduk desa Afrika dan mengemukakan hipotesis bahwa “adanya serat dalam makanan akan memberikan perlindungan terhadap berbagai ragam penyakit.”

Penyakit-penyakit yang berdasarkan bukti-bukti epidemiologis diperkirakan berhubungan dengan masukan serat yang rendah tersusun di bawah ini. Daftar di bawah ini dibagi menjadi 3 kelompok:

  1. Gangguan pada kolon.
  2. Gangguan sekunder akibat gangguan kolon.
  3. Gangguan metabolisme.
[table “21” not found /]

Karena semua penyakit ini bersifat kronis dan timbulnya perlahan-lahan, perkembangannya tidak mungkin dibuktikan sebagai akibat dari diet kekurangan serat saja. Penelitian epidemiologis membuktikan bahwa di daerah-daerah yang masyarakatnya memakan banyak serat, insidensi sebagian penyakit ini cukup rendah.