Vitamin A (Pengertian, Fungsi, Sumber Makanan, dan Akibat Kekurangan Vitamin A)

Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati. Rumus kimia untuk Vitamin A adalah C20H30O.

Fungsi Vitamin A

  1. Daya Penglihatan Malam. Vitamin A merupakan unsur esensial untuk pembentukan pigmen retina, rhodopsin. Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Pigmen ini akan terurai jika ada caahya yang terang. Regenerasi rhodopsin dapat terjadi dan memerlukan vitamin A.
  2. Jaringan epitel yang sehat. Vitamin A diperlukan untuk mempertahankan keutuhan jaringan epitel dan membran mukosa.
  3. Pertumbuhan gigi dan tulang yang normal

Sumber-Sumber Vitamin A

β-karoten merupakan prekursor vitamin A. Zat ini berupa pigmen kuning yang terdapat pada banyak tanaman, khususnya yang berwarna kuning, merah atau hijau gelap. Hewan, termasuk manusia, dapat mengkonversikan karoten pada makanannya menjadi vitamin A. Manusia memperoleh vitamin tersebut sebagian dari makanan hewani dimana vitamin A sudah terbentuk dan sebagian lagi dari karoten yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan, serta beberapa produk hewani.

Makanan yang kaya akan karoten mencakup sayuran, khususnya yang berdaun gelap seperti tomat dan wortel, serta buah-buahan terutama yang berwarna kuning, misalnya mangga.

Sumber vitamin A

  1. Terbentuk dalam jaringan tubuh manusia dari pigmen tanaman, karoten.
  2. Terbentuk dalam jaringan hewan yang telah menjadi makanan, ditemukan dalam susu, telur, hati serta jenis makanan hewani lainnya.

Fungsi Vitamin A

  1. Keutuhan jaringan epitel.
  2. Adaptasi gelap.

Defisiensi Vitamin A

  1. Buta senja.
  2. Infeksi membran mukosa.

Vitamin A yang terbentuk sebelumnya

Sumber terbaik bagi vitamin A yang terbentuk sebelumnya adalah hati, ginjal, kuning telur, susu, mentega, keju, krim, ikan yang berlemak dan margarin yang sekalipun bukan produk hewani tetapi telah menjalani proses fortifikasi dengan vitamin A. Minyak ikan cod yang dibuat levertran merupakan sumber yang sangat kaya akan vitamin A.

Pengaruh proses pemasakan dan penyimpanan terhadap vitamin A

Vitamin A dan karoten tidak akan rusak oleh sebagian besar cara memasak. Sebagian diantaranya hanya hilang kalau dimasak dengan suhu yang tinggi, seperti dengan cara menggoreng. Levertran (cod liver oil) yang tersimpan dalam botol bening tidak boleh terkena cahaya bila tidak ingin terjadi kerusakan pada kandungan vitamin A-nya.

Masukan vitamin A yang dianjurkan

Karena keaktifan vitamin A yang dimiliki oleh vitamin itu sendiri (retinol) maupun oleh karoten mempunyai derajat yang berbeda-beda, kandungan vitamin A kerapkali diukur dengan ekuivalen retinol.

Vitamin A biasa diukur dengan satuan IU (international unit) dan karoten dengan miligram. I ug ekuivalen retinol sama dengan 1 ug retinol, atau 3.33 IU vitamin A atau 6 ug β-karoten.

Akibat defisiensi vitamin A

Buta senja

Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi penglihatan dalam cahaya yang remang-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta senja, yaitu adaptasi gelap yang buruk.

Kelainan membran mukosa

Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran mukosa, yang menjadi mengering dan mengeras, atau mengalami keratinisasi. Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat, misalnya pada saluran pernapasan. Pada sebagian kasus, kulit menjadi kering sementara saluran kelenjarnya tersumbat oleh sel-sel mati sehingga kulit menjadi kasar.

Xerophthalmia

Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama diantara anak-anak, dapat terjadi kelainan pada mata. Konyungtiva mata mula-mula mengalami karantinisasi, sehingga menimbulkan xerophthalmia atau mata kering, dan pelunakan kornea, keratomalasia, dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.