Waktu Transit Makanan Dalam Proses Pencernaan

Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang diperlukan makanan untuk melalui mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon biasanya kurang lebih 10 kali lebih lama daripada waktu transit dari mulut ke awal kolon dan merupakan tahap utama yang mempengaruhi seluruh waktu transit makanan.

Waktu transit dari mulut ke bagian awal usus besar dipengaruhi oleh pengosongan lambung dan transit dalam usus halus. Kedua tahap ini mungkin dipengaruhi oleh viskositas polisakarida.

Viskositas polisakarida yang tinggi seperti yang terdapat dalam gum dan dedak serealia memperlambat pengosongan lambung, yang menimbulkan rasa kenyang lebih besar dan keterlambatan penyampaian zat-zat gizi ke usus halus. Serat-serat ini juga memperlmbat absorpsi zat gizi dengan berat molekul rendah seperti gula, terutama di bagian bawah usus halus dimana viskositas meningkat karena absorpsi air dari usus.

Waktu transit dalam kolon tidak banyak dipengaruhi viskositas polisakarida, yang cepat turun bila fermentasi terjadi. Serat tidak larut air menurunkan waktu transit dalam kolon dan menghasilkan feses lebih lembek dan lebih banyak.

Bagaimana mekanisme pengaruh serat makanan terhadap waktu transit di dalam kolon belum diketahui dengan pasti. Diduga ada beberapa faktor yang menyebabkan, termasuk retensi air oleh serat, kehadiran asam lemak rantai pendekk yang tidak diserap seperti asam laktat atau pH yang rendah memperlambat absorpsi gum dan air, peningkatan jumlah bakteri dan mengembangnya kolon karena produksi gas.

Perubahan susunan mikroorganisme

Hubungan kanker kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena terjadinya perubahan pada susuna n mikroorganisme dalam saluran cerna. Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karsinogen yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker.

Mikroorganisme ini juga diduga mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi secara normal bila serat makanan lebih tinggi.

Teori lain mengatakan bahwa serat makanan mempercepat waktu transit makanan dalam saluran cerna, sehingga karsinogen mempunyai kesempatan bersentuhan dengan dinding kolon untuk waktu yang pendek. Di samping itu gumpalan besar feses dan air yang dikandungnya mengencerkan karsinogen ke tingkat yang sifatnya tidak toksik.