Cairan Tubuh dan Cara Untuk memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit

Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian di luar sel.

Cairan intraseluler

Cairan intraseluler merupakan 50% dari berat tubuh letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit serta kalium dan fosfat dan bahan makanan seperti glukose dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan, memecahkan dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisma untuk mempertahankan keseimbangan.

Cairan ekstraseluler

Cairan ekstraseluler atau cairan interstisiil membentuk 30% dari cairan dalam tubuh (kira-kira 12 liter). Air ini merupakan medium, di tengah-tengan mana sel hidup. Sel menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga.

Plasma darah

Plasma darah merupakan 5% dari berat tubuh (sekitar 3 liter) dan merupakan sistem transpor yang melayani semua sel melalui medium cairan eksraseluler.

Pertukaran cairan dalam jaringan

Cairan dalam plasma berada di bawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisiil. Oleh karena itu cairan itu condong untuk keluar dari pembuluh kapiler. Akan tetapi di dalam plasma ada protein, sedangkan cairan interstisiil tidak mengandung itu. Protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotik yang berusaha menghisap cairan masuk pembuluh kapiler.

Di ujung kapiler arteri tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan osmotik. Maka imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Pada ujung vena tekanan hidrostatik kurang tekanan osmotik mengatasinya dan menarik kembali cairan itu masuk kapiler. Secara normal cairan yang meninggalkan kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali masuk ke dalamnya. Kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah bening).

Pertukaran antara cairan ekstraseluler dan intraseluler juga bergantung pada tekanan osmotik. Akan etapi membran sel juga mempunyai permeabilitas selektif dan mengizinkan dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, CO2, dan urea secara bebas, akan tetapi memompa bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi dalam cairan intra dan ekstraseluler. Misalnya kalium dikonsentrasikan dalam cairan intraseluler, sedangkan natrium dipompa keluar.

Keseimbangan cairan dan elektrolit

Dalam keadaan normal, jumlah cairan yang masuk ke tubuh adalah sama banyakanya dengan yang dibuang. Air dan elektrolit masuk ke tubuh dalam bentuk air minum, cairan dan makanan-makanan lainnya. air dibuang oleh tubuh melalui ginjal dalam bentuk air kencing, melalui kulit dalam bentuk keringat, melalui saluran pencernaan bersama kotoran, dan melalui paru-paru dalam bentuk uap air yang keluar bersama udara pernapasan. Elektrolit ikut terbuang melalui air kencing, keringat dan bersama kotoran.

Kesangggupan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit ini sungguh mengagumkan. Ginjal akan bertambah aktif bila ada cairan yang kita minum bertambah banyak, dan bila tubuh merasa kekurangan cairan, misalnya sesudah berkeringat banyak, kita akan merasa haus. Ini menandakan bahwa kita memerlukan tambahan cairan.

Usaha memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit

Hal ini sangat penting, karena baik kekurangan ataupun kelebihan zat-zat itu akan membawa akibat yang lebih parah.

Dehidrasi

Dehidrasi atau berkurangnya cairan tubuh. Pertama yaitu kekurangan air seperti yang terjadi pad apelaut yang terdampar karena kapalnya pecah. Dehidrasi jenis ini akan menyebabkan rasa haus, demam, dan gangguan mental. Yang kedua adalah dehidrasi yang sering terjadi pada bayi dan penderita-penderita yang tidak berdaya, misalnya orang tua atau yang tidak sadar, yang tidak mendapatkan cairan dalam jumlah yang mencukupi.

Dalam hal ini yang penting adalah kekurangan zat garam (natrium). Dehidrasi jenis kedua ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar, misalnya karena muntah-muntah atau mencret-mencret. Kulit penderita akan mengerut, tekanan darah menurun, dan otot-ototnya melemah. Dalam hal ini haus tidak timbul.

Pada keadaan shock,denyut nadi sangat cepat, kulit lembab, volume darah yang beredar menyusut dan tekanan darah sangat rendah. Penyebab shock yang tersering ialah perdarahan dan kekurangan zat garam.

Zat garam (natrium)

Zat garam (natrium) menyusut sehabis banyak berkeringat. Keadaan ini tidak dapat diperbaiki hanya dengan minum air saja. Bila tidak segera diperbaiki, keadaan ini akan menyebabkan kejang otot, kehilangan tenaga, letih dan pingsan. Ini terjadi misalnya pada orang yang pergi dari daerah dingin ke daerah yang panas, dan pada mereka yang bekerja di udara yang sangat panas.

Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memberikan minum larutan encer NaCl atau makan tablet garam, sampai tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan sekitar. Kelebihan natrium terjadi pada kegagalan ginjal, dan juga bila terlalu banyak larutan NaCl yang diberikan melalui infus intravenus.

Kalium

Kalium merupakan elektrolit yang penting. Kekurangan kalium terjadi pada beberapa keadaan, misalnya muntah-muntah, kehilangan cairan karena ilestomi dan setelah mendapat obat diuretika (pemercepat kencing), kecuali bila disertai pemberian kalium.

Keracunan air dapat terjadi pada penderita yang terlalu banyak mendapat air tanpa pemberian natrium, misalnya hanya glukosa dan air, sedangkan penderita tersebut tidak mampu membuang kelebihan air tersebut. kadar natrium dalam darah akan sangat menyusut (sering dikacaukan dengan keadaan kurang natrium), dan penderita menjadi kacau dan kejang-kejang.

Udema

Udema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan, akibat adanya gangguan keseimbangan. Udema dapat terjadi oleh:

  1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh-pembuluh kapiler, seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat.
  2. Tekanan osmotik terlalu rendah karena kadar protein plasma, terutama albumin, sangat rendah.
  3. Sumbatan pada aliran limfe.
  4. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes ke luar dan masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmmotik yang melawan tekanan osmotik protein dalam aliran darah.

Udema kardiak

Udema kardiak terjadi pada payah jantung kongestif. Tekanan vena dan akibatnya juga tekanan kapiler meningkat. Udema pada tungkai bawah dan kaki terjadi pada mereka yang biasa berdiri dan berjalan, udema pada daerah sakrum pada mereka yang biasa duduk, dan udema pada punggung dan pantat pada mereka yang terbaring. Ginjal ikut terpengaruh dan pembuangan natrium menurun. Satu fakta yang penting yang menyebabkan udema adalah ketidakmampuan ginjal membuang natrium.

Udema karena sumbatan saluran limfe pada umumnya merupakan tanda khas, meskipun tidak selalu, pada orang yang habis mengalami mastektomi radikal. Pembengkakan pada lengan itu terjadi karena kelenjar limfe di ketiak sudah diangkat waktu pembedahan. Pembengkakan sumbatan limfe ini juga terjadi pad apenyakit elefantiasis yang disebabkan oleh adanya filaria yang menyumbat saluran limfe.

Udema juga terlihat pada adanya trombosis pada vena-vena betis yang terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat terbaring yang terlalu lama, yang menyebabkan aliran darah dalam vena menjadi lambat sehingga membeku. Trombosis semacam ini juga terjadi akibat adanya infeksi.