Keutamaan Memilih Makanan dan Minuman Yang Halal dan Baik

Rasulullah saw bersabda, “Mencari (nafkah) yang halal itu adalah fardhu bagi setiap orang muslim.”

Makanan yang halal akan menjadi syarat diterimanya amal perbuatan di sisi Allah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw, “Allah mempunyai malaikat di atas Baitul Maqdis yang menyeru setiap malam, barang siapa makan barang haram, tidak diterima darinya amal ibadah dan amal baiknya.”

Rasulullah saw juga bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, maka api neraka lebih utama baginya.”

Makanan yang haram akan menyebabkan matinya hati, mematikan cahaya hati. Bahkan dikatakan bahwa barang siapa yang memakan sesuatu dari yang syubhat, selama 40 tahun, maka hatinya akan menghitam.

Allah berfirman dalam surat Al Muthaffifin ayat 14, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”

Tanda-tanda hati tertutup

Diantara tanda-tanda hati yang tertutup adalah menghindar dari mengingat Allah, tuli ketika mendengar kitab Allah, malas melaksanakan shalat, menjauh dari majelis ilmu, merasa berat melaksanakan perbuatan baik.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 168, ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Makanan yang halal ialah makanan yang telah dinyatakan oleh Allah sebagai makanan halal, atau tidak diharamkan, baik secara dzati maupun maknawi (cara menghasilkan makanan tersebut).

Suatu hari Nabi Muhammad pernah ditanya tentang hukum minyak sapi (samin), keju dan farwah (kulit) binatang beserta bulunya yang dipakai untuk perhiasan atau tempat duduk. Kemudian beliau menjawab, barang yang dihalalkan oleh Allah dalam kitabnya adalah halal. Dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak diterangkan-Nya, maka barang itu termasuk yang dimaafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.