Pengiriman obat nanoteknologi melibatkan penggunaan nanopartikel, senyawa buatan manusia mikroskopis, untuk memberikan obat, cahaya, panas atau perawatan lainnya.
Penggunaan nanoteknologi dalam kedokteran adalah bidang yang sedang berkembang. Beberapa pengembangan ilmu baru sudah digunakan, dan banyak lainnya sedang menjalani pengembangan dan pengujian. Salah satu penggunaan saat ini adalah pengiriman obat nanoteknologi. Sederhananya, pengiriman obat nanoteknologi melibatkan penggunaan nanopartikel, senyawa buatan manusia mikroskopis, untuk memberikan obat, cahaya, panas atau perawatan lain ke organ atau jaringan tertentu dalam tubuh. Memberikan obat hanya ke sel atau jaringan tertentu yang membutuhkannya – tumor, misalnya – dianggap lebih efektif serta lebih aman daripada perawatan konvensional.
Pengiriman obat nanoteknologi untuk melawan kanker adalah salah satu perawatan utama yang sedang dieksplorasi oleh para peneliti, dan pengujian pada nanoteknologi yang secara khusus menargetkan sel-sel tumor telah dimulai. Nanopartikel dirancang sedemikian rupa sehingga tertarik ke sel yang sakit saja dan tidak ke jaringan lain di tubuh pasien. Dengan teknologi pengiriman obat yang lebih tua, kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker dapat merusak jaringan sehat atau gagal mencapai sel kanker yang ditargetkan.
Para peneliti juga mencari cara untuk menggunakan nanoteknologi untuk memungkinkan pasien menerima dosis obat secara oral, bukan melalui suntikan. Sekali lagi, nanopartikel digunakan untuk mengantarkan obat ke tempat yang dibutuhkan. Dalam hal ini, aspek penting dari penghantaran obat nanoteknologi adalah membantu obat melewati perut pasien tanpa rusak. Setelah di usus pasien, obat kemudian bisa masuk ke aliran darah.
Tentu saja, nanomedicine tidak sedang dieksplorasi secara eksklusif untuk pengiriman obat. Para ilmuwan dan peneliti medis juga sedang mempertimbangkan cara untuk menggunakan nanoteknologi sebagai obat atau terapi itu sendiri. Misalnya, dokter telah membuat nanopartikel yang disebut buckyballs, yang dirancang untuk membantu penderita alergi di tengah reaksi. Nanofibers, yang merupakan filamen mikroskopis yang dapat digunakan untuk memperbaiki tulang rawan pasien yang rusak, juga sedang diuji.
Dua kegunaan lain yang mungkin untuk nanomedicine termasuk pencitraan diagnostik dan menghancurkan kuman. Nanopartikel tertentu telah membuktikan diri mampu membunuh infeksi staph dan mikroba lainnya. Sedangkan untuk pencitraan, nanopartikel tertentu mungkin dapat membantu dokter menemukan tumor yang sulit dideteksi atau membantu pekerja laboratorium mengungkap indikator penyakit dalam sampel darah atau jaringan.