Umat-umat terbaik menurut Rasulullah saw

Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat radhiyallaahu ‘anhu), kemudian orang-orang sesudah mereka (para tabiin), lalu orang-orang sesudah mereka lagi (tabiit tabiin). Setelah itu, datanglah kaum-kaum yang kesaksian seseorang diantara mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. HR Syaikhan

Sudah tidak diragukan lagi bahwa umat yang paling baik adalah umat yang pernah hidup bersama Nabi (yaitu para sahabat). Sebab, mereka bisa berjumpa dan belajar langsung kepada orang yang paling sempurna di dunia ini. Selain itu, mereka bisa mengkonsultasikan langsung kepada beliau jika mendapatkan permasalahan yang pelik. Dengan sifat cerdas yang dimiliki dan karena kedekatannya dengan Allah swt, beliau mampu menyelesaikan permasalahan.

Umat terbaik kedua setelah para sahabat adalah umat setelah para sahabat, yaitu para tabiin. Walaupun tidak hidup semasa dengan NAbi saw, tetapi mereka bisa menikmati manisnya islam yang sebenarnya. Sebab, pada waktu itu ajaran islam masih murni, tidak tercampur dengan bid’ah dan yang lainnya. Kenyataan ini dikarenakan berkat keberadaan para sahabat yang masih mau berpegang teguh terhadap ajaran islam yang sebenarnya.

Generasi berikutnya yang paling baik adalah yang disebut tabiit tabiin. Meskipun pada waktu itu ajaran atau pemahaman baru sudah mulai menyusup ke dalam ajaran islam, tetapi mereka masih dapat mempertahankan ajaran-ajran murni yang dibawa oleh NAbi Muhammad saw, para sahabat, juga para tabiin.

Kemudian datanglah generasi selanjutnya, yang oleh Nabi saw digambarkan sebagai kaum yang kesaksiannya mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. Harus kita sadari, bahwa saat ini kita termasuk ke dalam golongan ini. Sebab, fakta membuktikan bahwa kita masih merujuk terhadap hasil pemikiran mereka tentang ajaran islam. Arti merujuk disini bukan berarti kita tidak mengikuti ajaran Nabi saw, hanya saja kita sudah lebih banyak merujuk atau makmum kepada ulama-ulama atau imam pendahulu kita.

Nah, mengenai gambaran Rasulullah saw tentang generasi ini dapat dipertegas bahwa generasi itu (kita) adalah kaum yang suka memberi kesaksian walaupun tidak diminta, padahal kesaksiannya pada waktu tidak diperlukan. Terlebih lagi kesaksian tersebut didahului dengan sebuah sumpah dan sebaliknya. Dari gambaran ini, dapat kita simpulkan bahwa generasi yang kesekian ini memiliki tabiat yang oleh Allah swt dan Rasul-Nya tidak disenangi, yaitu Allah swt selalu dijadikan jaminan walaupun dalam urusan kebohonngan. Dengan kata lain, mereka seringkali mengatasnamakan Allah swt dalam urusan yang keji.