Dikutip dari Wikipedia, Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Pencegahan dan pengobatan virus
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
Infeksi virus atau bakteri pada umumnya menimbulkan demam, hanya saja infeksi bakteri akan meningkatkan kadar Sel darah putih, sedangkan infeksi virus tidak, tetapi infeksi bakteri, virus bahkan jamur akan meningkatkan kadar Antibodi M (IgM), tetapi pemeriksaan IgM agak mahal.
Pemeriksaan Sel darah putih ataupun IgM tidak dapat menentukan jenis penyakitnya, tetapi kedua pemeriksaan tersebut hanya mengindikasikan penyakit tersebut diakibatkan oleh apa. Jika biaya menjadi kendala, maka pemeriksaan Sel darah putih saja sudah cukup, karena infeksi virus tidak dapat diobati dengan anti-biotik dan pada umumnya infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya (virus self limiting life) dengan istirahat (istirahat penuh di ranjang, jika perlu) dan gizi yang cukup, kecuali HIV di mana untuk diagnosis awal diperlukan pemeriksaan CD4 yang relatif murah.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:
- Virus DNA
- Virus RNA
- Virus berselubung
- Virus tidak berselubung
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau RNA.
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
- Virus Enterik
- Virus Respirasi
- Arbovirus
- Virus onkogenik
- Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
- Virus tipe I: DNA utas ganda
- Virus tipe II = DNA utas tunggal
- Virus tipe III = RNA utas ganda
- Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
- Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)
- Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermediat)
- Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara
Ciri-ciri Virus
- Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
- Berukuran sangat kecil atau mikroskopik yaitu sekitar 20-300 milimikron
- Hanya hidup di dalam sel hidup
- Pada umumnya virus berupa hablur (krital)
- Virus hanya dapat mampu memiliki salah satu macam dari asam nukleat RNA atau DNA saja.
- Tidak melakukan aktivitas metabolisme
- Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral, dan kompleks
- Virus tidak bergerak, tidak membelah diri.
- Virus dapat dikristalkan