Penyerbukan Silang (Pengertian, Ciri-Ciri dan 10 Contoh Penyerbukan Silang)

Penyerbukan atau polinasi adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke permukaan putik, Pada sebagian besar bunga, penyerbukan berarti peristiwa jatuhnya serbuk sari ke bagian kepala putik. Penyerbukan ini merupakan bagian penting proses reproduksi tumbuhan berbiji. Fungsi penyerbukan yaitu untuk memudahkan serbuk sari menempel pada kepala putik.

Penyerbukan silang ialah proses perpindahan serbuk sari dari anther bunga tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau species yang berkerabat. Penyerbukan dapat dibantu oleh angin dan serangga, burung, keong, dan binatang kecil lain. Contoh tanaman yang menyerbuk sendiri adalah gandum, jelai, padi, kedelai dan lain-lain. Penyerbukan silang lebih umum terjadi dibanding dengan penyerbukan sendiri.

Penyerbukan silang menghasilkan kombinasi satuan keturunan yang lebih beragam dari keduanya. Pengaruh langsung dari penyerbukan silang adalah banyaknya species dari produksi biji yang dihasilkan dan bersifat lebih kuat dari turunannya.

Ciri-ciri penyerbukan silang

  1. serbuk sari berasal dari tanaman berbeda tapi masih satu jenis
  2. tanaman cenderung benang sari yang lebih tinggi/panjang dari putik untuk memudahkan transfer ke individu lain
  3. memerlukan bantuan agen abiotik (angin, air, dll) dan biotik (serangga, burung, kelelawar, dll)

Penyerbukan silang ialah penyerbukan yang terjadi saat serbuk sari berasal dari bunga yang berbeda serta pohon yang berbeda dengan putiknya namun dari tumbuhan yang satu spesies. Contoh tanaman yang menyerbuk silang

Anggur

Bunga anggur bersifat menyerbuk silang. Penyerbukan bunga berlangsung dengan bantuan angin, serangga dan manusia. Genetis bunga anggur bersifat  heterozigot, mempunyai 3 bunga terdiri atas bunga betina resesif mantap (mm), bunga jantan yang tidak mantap, dan bunga sempurna (hermaphrodit) yang tidak mantap pula. Bunga jantan ditentukan oleh 3 macam faktor genetik, yaitu MM, MH, dan Mm. Sementara bunga sempurna ditentukan oleh 2 macam faktor genetik, yaitu HH dan Hm. Secara genotipe tanaman anggur dapat menampilkan 6 macam perbedaan, tetapi fenotipe nya menampilkan 3 perbedaan yang terdiri atas tanaman anggur jantan, betina, dan sempurna

Mangga

Umumnya bunga mangga terdapat dalam tandan atau rangkaian. Setiap tandan memiliki lebih dari 1000 kuntum bunga. Bunga pada pangkal tandan umumnya jantan yang jumlahnya lebih dari 92 persen dari jumlah bunga per tandan. Sementara bunga pada ujung tandan adalah bunga sempurna atau hermafrodit yang jumlahnya kurang dari 8 persen. Tanaman mangga menyerbuk silang melalui serangga lebah madu (Apis Mellifera).

Sel kelamin betina dari bunga sempurna biasanya tidak subur. Sel kelamin betina yang subur hanya berkisar antara  5 hingga 10 persen. Sel kelamin jantan dari bunga sempurna dan bunga jantan  adalah lemah. Kemampuan tepung sari tersebut hanya 1 sampai 2 persen. Hal inilah yang menyebabkan hasil buahnya sedikit. Tandan bunga muncul pada  ujung cabang atau ranting. Umumnya tanaman ini hanya berbunga setahun sekali yang jatuh pada musim kemarau setelah mengalami musim kering lebih dari 4 bulan

Nanas

Nanas adalah tanaman menyerbuk silang yang memiliki beberapa perbedaan budidaya dengan tanaman menyerbuk silang lainnya antara lain dalam hal: bibit diperbanyak dengan cara klonal, struktur genetik heterozigot, dan sifat self-incompatibility

Semangka

Semangka termasuk tanaman yang menyerbuk silang atau tanaman allogamie, pembuahannya disebut allocarpie. Turunan tanaman yang berasal dari biji, terutama biji dari tanaman yang menyerbuk silang, akan mengalami segregasi (pemisahan sifat). Oleh karena itu, variasi segregasi pada pembenihan massa ini harus dapat diatur atau ditekan agar masih dalam batas-batas toleransi tertentu dalam varietas tersebu

Kelapa Sawit

Bunga tanaman kelapa sawit terdiri atas bunga jantan, bunga betina atau hermafrodit. Tiap tandan bunga jantan memiliki 100-250 cabang (spikelet) yang panjangnya antara 10-20 cm dan berdiameter 1-1,5 cm. Tiap cabang berisi 500-1500 bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari. Tandan bunga betina memiliki 100-200 cabang dan setiap cabang terdapat 15-20 bunga betina. Satu tandan buah tanaman dewasa dapat diperoleh 600-2 000 butir buah, tergantung besarnya tandan. Letak bunga betina dan bunga jantan pada satu pohon terpisah dan matangnya tidak bersamaan, sehingga tanaman kelapa sawit biasanya menyerbuk silang. Penyerbukan dilakukan oleh bantuan angin atau serangga.

Tebu

Tebu merupakan tanaman menyerbuk silang dengan batuan angin, sering bersifat poliploidi dan terkadang aneuploidi. Karena menyerbuk silang dan diperbanyak secara klonal, maka heterzigousnya tinggi dan tidak toleran terhadap inbreedeing (penyerbukan sendiri).

Sirsak

Bunga tanaman sirsak menyerbuk silang karena bunga tanaman ini bersifat protogynous, kepala putik reseptif lebih dahulu sedangkan tepung sarinya belum matang.

Pepaya

Tanaman pepaya tidak dapat menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya karena pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk silang. Varietas pepaya dapat dikembangkan dan dipertahankan dengan melakukan penyerbukan sendiri secara terus menerus pada tanaman hermaprodit.

Jagung

Jagung termasuk tanaman menyerbuk silang karena tanaman ini termasuk tanaman berumah satu (monoecious) dengan bunga jantan dan bunga betina terpisah pada bunga yang berbeda tetapi masih pada satu tanaman yang sama. Peluang penyerbukan silang sebesar 95% dan sisanya 5 % peluang menyerbuk sendiri. Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai pembungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai pembungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun.

Kopi Robusta

Kopi Canephora (Coffea canephora) dikenal sebagai kopi robusta, berdaun besar,ukuran daun lebih dari 20 cm x 10 cm bergelombang, sedangkan panjang buah ± 1,2 cm. Kopi robusta diperbanyak secara vegetatif,  sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa klon. Kopi robusta memiliki sifat menyerbuk silang, maka untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasnya dapat dicapai dengan menggunakan 3– 4 klon unggul (poliklonal) yang berkomposisi dengan tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu.