Dampak fisik kimia dari Pembangunan

Pembangunan yang dilakukan akan memberikan beberapa dampak fisik dan kimia. Inilah penjelasan singkat tentang Dampak fisik kimia dari Pembangunan.

Dampak pembangunan terhadap kerusakan tanah

Kerusakan tanah salah satunya terjadi sebagai dampak negatif pembangunan. Dampak kerusakan tanah tersebut merupakan masalah bagi pembangunan yang pada akhirnya kan mempengaruhi jalannya proses pembangunan itu sendiri.

Kerusakan tanah secara garis besar terjadi oleh pengaruh proses erosi, penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta terakumulasinya zat pencemar dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi diantaranya dipicu oleh adanya pembangunan yang tidak memperhatikan segi lingkungan.

Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan kurang memperhatikan unsur lingkungan gunan mendukung jalannya pembangunan. Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan mengabaikan aspek lingkungan.

Secara lebih lanjut pembangunan berjalan ekspansif, diantaranya menyangkut segi pemanfaatan ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering kali aspek tata guna lahan yang sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan, diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.

Dampak pembangunan pada kualitas udara

Udara merupakan salah satu komponen kehidupan bagi seluruh mahluk hidup di permukaan bumi. Kondisi udara yang baik dapat terganggu apabila terjadi pencemaran udara. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya satu atau lebih zat pencemar yang masuk ke dalam ruang udara (atmosfer). Zat pencemar dapat berupa asap, debu, kabut, dan gas.

Pencemaran udara sangat mengganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat. Banyak warga yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan. Gangguan lainnya, pencemaran udara berupa kabut asap mengganggu aktivitas perekonomian, karena banyak warga terganggu aktivitas transportasinya.

Dampak Negatif Pembangunan

  1. Pembangunan mengalihfungsikan lahan, hal ini banyak ditemui di Indonesia. Banyak lahan yang awalnya hutan, atau pesawahan kini menjadi area pemukiman atau Industri. Hal ini tentu akan mengurangi jumlah lahan pertanian dan lahan terbuka hijau.
  2. Pencemaran dimana-mana, kegiatan pembangunan khususnya industri masih banyak yang belum memenuhi kaidah lingkungan. Limbah-limbah dibuang ke sungai, tanah dan udara. Hal ini memicu polusi dan berbahaya bagi kehidupan masyarakat.
  3. Monopoli kekuasaan, kegiatan pembangunan seringkali menjadi lahan bagi para penguasa untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan masyarakat level bawah. Inilah yang yang disebut mental rakus manusia.
  4. Banyaknya invasi tenaga asing, kualitas sumber daya manusia kita yang masih belum baik menjadi kesempatan bagi pekerja asing untuk datang dan bekerja di Indonesia. Hal ini menjadikan kita seperti dijajah dan orang pribumi tidak memiliki posisi di jabatan-jabatan strategis perusahaan tertentu. Tentu hal ini akan menimbulkan kesenjangan dan memicu konflik antara pribumi dengan orang asing
Updated: 18/04/2024 — 07:05