Daur hidup Angiospermae

Angiospermae atau sering disebut dengan tanaman berbunga merupakan tanaman yang paling banyak ditemukan jenis dan juga ragamnya di berbagai belahan bumi. Angiosperma telah melakukan evolusi dengan melalui beberapa cara adaptasi terhadap reproduksi yang sampai sekarang sudah banyak memberikan kontribusi besar bagi keberadaan mereka.

Angiospermae atau sering disebut dengan tanaman berbunga merupakan tanaman yang paling banyak ditemukan jenis dan juga ragamnya di berbagai belahan bumi. Angiosperma telah melakukan evolusi dengan melalui beberapa cara adaptasi terhadap reproduksi yang sampai sekarang sudah banyak memberikan kontribusi besar bagi keberadaan mereka.

Ciri Angiospermae

  1. Bunga menjadi ciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
  2. Benang sari. Benang sari (stamen) jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka. Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
  3. Ukuran gametofit jantan saat tereduksi. Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari 3 sel) sangat membantu dalam mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya berlangsung antara 12-24 jam.
  4. Ukuran gametofit betina saat tereduksi. Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya 7 sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan.
  5. Karpela yang menutup rapat bakal biji. Karpela (daun buah) rapat membungkus bakal biji (ovulum) sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
  6. Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Secara fisiologis, endosperma juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.

Daur hidup Angiospermae

  1. Bunga pada sporofit memliki kepala sari yang didalamnya terdapat sel induk mikrospora
  2. sel induk mikrospora mengalami pembelahan secara meiosis, lalu menghasilkan mikrospora berhaploid (n)
  3. lalu membelh secara mitosis menghasilkan gametofit jantan
  4. sel induk megaspora membelah menghasilkan empat sel megaspora, namun hanya 1 yang bisa hidup
  5. megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina
  6. bila terjadi penyerbukan, serbuk sari akan berkecambah membentuk buluh. lalu intinya mengalami kariokenesis dan menhasilkan 2 inti, yaitu generatif dn vegetatif
  7. setelah buluh sari sampai di mikopil, inti vegetativ mengalami regenerasi. inti sperma membuahi ovum dan mengasilkan zigot.
  8. zigot akan tumbuh menjadi embrio . ketika bakal biji tumbuh menjd biji, ovarium akan berkembang menjadi buah . bila bijinya jatuh di tempat yg cocok maka akan tumbuh menjadi tumb sporofit baru