Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Seseorang di antara kalian melihat kotoran yang terdapat pada mata saudaranya, tetapi ia lupa akan kotoran yang terdapat pada matanya sendiri. (HR Abu Nu’aim)
Hadis diatas menjelaskan tentang orang-orang yang lebih sibuk melihat aib yang ada di diri orang lain, tetapi aib dirinya sendiri tidak diperhatikan.
Menurut Syeikh Muhammad bin Ismail al Muqaddam, “Orang yang memandang dirinya tidak memiliki nilai, biasanya melihat kesalahan orang lain begitu besar. Karena itu, sebenarnya wujud dari kepribadian seseorang itu bisa diukur dari sikapnya dalam menghadapi suatu masalah. Bila ia dikenal dengan orang yang sibuk membicarakan besarnya kesalahan dan mencela orang lain, sebenarnya itu adalah cermin yang menunjukkan bahwa diri orang itu merasa kecil, kerdil, tidak memiliki arti, tidak berdaya, dan tak memiliki nilai. Ia yakin bahwa dirinya tidak akan bisa lebih baik kecuali dengan berdiri di atas kekurangan orang lain. karenanya, selalu berusaha menghancurkan orang lain. ia pun selalu memperbanyak kritik terhadap banyak orang dan menyebutkan kekurangannya. Sekali lagi, ini merupakan cermin yang sebenarnya menunjukan bahwa diri seseorang sedang merasa kerdil dan kurang percaya diri. Maka dari itu, secara tidak langsung, sikap seperti ini merupakan indikasi kelemahan pribadi yang bersangkutan.”
Menurut Muhammad bin Sirin rahimahullah, “Orang yang paling banyak salahnya adalah orang yang paling banyak membicarakn kesalahan orang lain.”
Membicarakan orang lain serta mencari-cari kesalahan atau aibnya akibat buruknya tidak menimpa orang yang dibicarakan, tetapi malahan menimpa dirinya sendiri.