Pembuatan dan kegunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari

Haloalkana (disebut pula sebagai halogenoalkana atau alkil halida) merupakan suatu kelompok senyawa kimia yang berasal dari alkana yang mengandung satu atau lebih halogen. Mereka adalah bagian dari kelas umum halokarbon, meskipun perbedaan tersebut tidak sering dilakukan.

Haloalkana banyak digunakan secara komersial dan, akibatnya, dikenal dengan banyak nama kimia dan komersial. Mereka digunakan sebagai penghambat api, pemadam kebakaran, zat pendingin, bahan pembakar, pelarut, dan farmasi. Setelah digunakan secara luas dalam perdagangan, banyak halokarbon juga telah ditunjukkan sebagai bahan pencemar yang serius dan racun.

Sebagai contoh, klorofluorokarbon telah terbukti menyebabkan penipisan ozon. Metil bromida adalah fumigan kontroversial. Hanya haloalkana yang mengandung klorin, bromin, dan iodin merupakan ancaman terhadap lapisan ozon, tetapi haloalkana volatil terfluorinasi menurut teori mungkin memiliki aktivitas sebagai gas rumah kaca. Metil iodida, zat alami, namun, tidak memiliki sifat membuat tipis lapisan ozon dan United States Environmental Protection Agency telah menetapkan senyawa tersebut sebagai non depleter-lapisan ozon. Untuk informasi lebih lanjut, lihat halometana. Haloalkana atau alkil halida adalah senyawa yang memiliki rumus umum “RX” di mana R adalah gugus alkil atau alkil tersubstitusi dan X adalah halogen (F, Cl, Br, I).

Tata Nama Haloalkana

Tata nama senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan diikuti nama alkana yang mengikatnya.

Contoh :

Kegunaan Haloalkana

Haloalkana mempunyai kegunaan praktis dalam berbagai bidang, misalnya sebagai zat anestesi,

perlarut, dan bahan antiseptik. Lebih lengkapnya untuk kegunaan haloalkana ialah sebagai berikut:

  1. Freon (CFC) digunakan sebagai zat pendingin.
  2. Teflon (2CHClF2) digunakan sebagai bahan pembuat panci dan berbagai macam alat masak.
  3. Karbon Tetra Klorida (CCl4) digunakan sebagai pemadam api.
  4. Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai pelarut zat organik.
  5. Tetra Kloro Etilena (C2Cl4) digunakan sebagai pelarut lemak dalam pengolahan logam dan tekstil.
  6. Klorometana (C2H5Cl) digunakan sebagai bahan untuk membuat plastik.
  7. Dikloro difenil trikloroetana (DDT) digunakan untuk mengendalikan populasi serangga.
  8. Diklorometana (CH2Cl2) digunakan sebagai bahan untuk membuat cat dan anestesi ringan.
  9. Venilklorida (C2H3Cl) digunakan sebagai bahan untuk membuat PVC.
  10. Bromometana (CH3Br) digunakan sebagai pemadam api, bahan pengasapan pada penyimpanan biji-bijian dan buah-buahan.
  11. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai antiseptik.