Penjelasan perbedaan jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen)

Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan. jika Jaringan permanen adalah jaringan yang bersifat non meristematik yang sel-selnya tidak melakukan defrensiasi dan specialisasi lagi atau tidak mempunyai kemampuan totipotensi . Kemampuan totipotensi adalah kemampuan jaringan yang sel selnya bisa cleavage/membelah, berdefrensiasi-specialisasi membentuk sel yang berbeda dari yang sebelumnya.

Jaringan meristem adalah jaringan mudah yang sel-selnya membelah atau bersifat embrional (tanaman yang masih muda). Mengapa disebut membelah? karena nama meristem sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu meristes yang artinya membelah. Sel-sel jaringan meristem pada umumnya berdinding tipis, memiliki bentuk dan ukuran yang sama, kaya protoplasma yang tidak mengandung kristal dan cadangan makanan, selain itu juga inti selnya berukuran relatif besar, plastidanya belum matang, dan umumnya memiliki rongga sel yang amat kecil.

Ciri-ciri jaringan meristem adalah

  1. memiliki dinding yang tipis
  2. Banyak mengandung protoplasma
  3. memiliki vakuola yang kecil
  4. memiliki inti yang besar
  5. bentuk selnya seperti kubus

Ciri-ciri jaringan dewasa adalah:

  1. terbentuk dari jaringan meristem
  2. jaringan dewasa tidak mengalami pertumbuhan
  3. tidak mengalami pembelahan

Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-titik tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus maupun kambium pembuluh, disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal tangkai daun (meristem antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem ujung, mudah diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro.

Dalam jargon kultur jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik (“dapat membentuk embrio”). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada bagian tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa fitohormon, biasanya auksin dan sitokinin, akan memicu terbentuknya sel-sel meristem yang membentuk semacam jaringan tidak terdiferensiasi yang disebut kalus.

Jaringan permanen

Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).

Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat dilindungi oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula. Dapat juga ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya berbentuk segi empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen. Namun demikian, epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup atau sel penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang atau rambut daun/batang), duri, serta rambut kelenjar.

Jaringan pengangkut dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Gymnospermae memiliki jaringan trakeida, serabut trakeida, dan parenkim kayu sebagai penyusun xilem. Angiospermae memiliki tambahan jaringan trakea selain jaringan yang dimiliki Gymnospermae. Floem (pembuluh tapis) tersusun dari jaringan buluh tapis dan sel-sel pengiring.

Jaringan dasar menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan (biomassa). Kelompok jaringan ini memiliki banyak fungsi tergantung tempat ia berada. Seringkali ia mengisi bagian terbesar dari suatu organ, menyusun daging buah, kulit batang, isi umbi atau rimpang yang menyimpan pati atau metabolit sekunder tertentu (seperti alkaloid dan terpenoid). Jaringan ini juga dapat mengalami kematian dengan mengosongkan isi sel-selnya untuk membentuk struktur berongga (aerenkim) seperti ruang dalam gelembung pada tangkai daun eceng gondok atau rongga dalam buluh bambu.