Sebutkan dampak akibat krisis ekonomi tahun 1998

Indonesia merupakan sebuah negara yang sering dilanda masalah terkait perekonomian. Dari mulai jaman sebelum kemerdekaan, apasca kemerdekaan dan bahkan orde baru. Krisis ekonomi atau krisis moneter yang parah pernah melanda Indonesia pada kurun waktu 1997-1998. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini

Krisis ekonomi adalah situasi dimana perekonomian suatu Negara mengalami masa penurunan atau resesi yang berkepanjangan. Pada awal bulan Juli tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menyebabkan lumpuhnya kegiatan perekonomian karena banyak perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya jumlah pengangguran. Kondisi tersebut semakin memburuk dan puncaknya pada tahun 1998 dimana menyebabkan runtuhnya rezim Orde Baru.

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sebenarnya adalah bagian dari krisis moneter regional yang dipicu oleh kegagalan sebuan Bank di Thailand untuk membayar kewajibannya. Krisis perbankan di Thailand pada akhirnya menciptakan krisis yang lebih besar, yaitu krisis moneter yang kemudian menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia.

Berbagai dampak krisis ekonomi timbul di Indonesia. Krisis ekonomi membawa dampak yang kurang baik bagi Indonesia, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap. Dampak yang terlihat seperti:

  1. Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran di Indonesia.
  2. Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan  pokoknya.
  3. Harga BBM naik.
  4. Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter.
  5. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
  6. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
  7. tingginya risiko untuk melakukan usaha dalam negeri. Kurang adanya kepercayaan untuk berinvestasi dalam negeri mengakibatkan perekonomian berjalan lambat. Perkembangan di dalam negeri yang masih rawan terhadap gejolak sosial, politik, dan keamanan turut pula meningkatkan risiko usaha di Indonesia. Akibatnya investasi melemah, kapasitas produksi dan tenaga kerja menurun drastis. Hal ini berakibatnya barang yang diproduksi semakin menurun dan berdampak pada nilai ekspor Indonesia yang semakin menurun.
  8. perkembangan yang kurang kondusif yang terjadi dari pihak eksternal Indonesia. Ketika pangsa ekspor Indonesia turun dan membutuhkan bantuan dana dari pihak asing, justru perekonomian luar negeri sedang mengalami kesuraman. Semakin anjloknya harga barang komoditas di pasar internasional semakin memperburuk kondisi investor asing untuk mereformasi dan memulihkan kondisi perekonomian negara yang mengalami krisis seperti Indonesia.