Amarah, kebencian dan dendam merupakan api yang berkobar-kobar, dan hal ini hanya dapat dipadamkan oleh air wudhu.
Setan itu menyukai bau-bauan yang busuk (buruk), sehingga meraka banyak berkumpul di tempat yang bau. Setan juga menyukai segala kotoran dan mereka berhimpun di sekitar kotoran itu seperti lalat mengerubungi bangkai. Karena itulah setan menyukai orang yang tidak mencuci kemaluannya setelah kencing, dan tidak mandi setelah junub.
Setan juga menyukai orang yang tidak suka shalat, mereka betah menetap pada orang itu untuk kemudian menghembuskan keraguan, waswas, dan menyalakan api amarah dan kebencian. Hal ini dilakukan setan karena mereka adalah api, sehingga orang yang selalu dikerubungi setan menjadi mudah marah, ragu-ragu, dan selalu gelisah. Kemudian keadaan ini akan memicu tubuh memproduksi hormon penyebab stres dan depresi.
Muslim yang selalu menjaga wudhunya, akan mampu mengusir setan karena ia selalu berada dalam penjagaan Allah, dan malaikat pun mengerubungi serta menyinarinya dengan cahaya. Sehingga ia akan selalu diliputi ketenangan, hatinya dipenuhi cinta, keramahan, dan kesantunan. Jiwanya pun secara bertahap meningkat mencapai keluhuran dan kesucian.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa seorang laki-laki menemui Urwah ibn Muhammad ra, kemudian mengatakan sesuatu yang membuatnya marah. Ketika ia ingin melampiaskan amarahnya, tiba-tiba ia berdiri, beranjak pergi, dan kembali lagi sudah dalam keadaan berwudhu. Ketika ditanya, ia menyampaikan hadist Nabi saw dari kakek dan ayahnya: “Sesungguhnya amarah itu berasal dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api. Maka, jika kalian marah berwudhulah.”