Hubungan Otak Depan Dengan Kebohongan Menurut Al Quran

Otak bagian depan memiliki berbagai keistimewaan yang berkaitan dengan fungsinya sebagai pusat kendali pengindraan. Otak depan berfungsi dalam proses perencanaan dan pengaturan. Otak inilah yang paling menentukan berbagai tindakan kita sehari-hari, seperti pengambilan keputusan, dan lain-lain.

Al Quran adalah kitab pertama yang menekankan nilai penting otak depan. Al Quran juga menegaskan hubungan antara lobus frontalis (nashiyah) dan kebohongan atau kejujuran. Mengenai kebohongan manusia, Allah swt berfirman dalam surat al A’laq ayat 9-19:

  1. bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
  2. seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
  3. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
  4. atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
  5. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
  6. tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
  7. ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya
  8. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
  9. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
  10. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah
  11. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Kata al nashiyah berarti ubun-ubun. Lobus frontalis merupakan bagian yang paling aktif bekerja ketika seseorang berbohong. Ayat di atas membuktikan bahwa Al Quran merupakan kitab pertama yang berbicara tentang hubungan antara bagian otak depan dan kebohongan. Al Quran menyifati bagian otak itu dengan kebohongan dan kesalahan, nashiyah kadzibah khati’ah.