Alexis Carell, seorang peneliti dari dari Prancis dan merupakan peraih Nobel Kedokteran mengatakan bahwa proses pencernaan dan penyaluran makanan ke seluruh bagian tubuh meniscayakan tugas lain yang tak kalah penting, yaitu tugas untuk berhenti memamah.
Pada waktu-waktu tertentu, tubuh harus menahan masuknya makanan. Karena itulah manusia dari berbagai generasi selalu mempraktikkan puasa. Bahkan, agama-agama yang dikenal manusia mewajibkan puasa sebagai bagian ibadah. Mereka mengharamkan makanan pada waktu-waktu tertentu.
Ketika berpuasa, seseorang merasa lapar sehingga semua bagian tubuhnya terasa lemah. Namun, dibalik rasa lapar itu berlangsung sebuah proses tersembunyi yang menguatkan semua sistem metabolisme tubuh. Kandungan gula dalam darah bergerak bersamaan dengan kandungan lemak yang tersimpan di bawah kulit, yang kemudian menjadi sumber energi dan bahan bakar yang dibutuhkan tubuh sehingga organ-organ bagian dalam tetap sehat dan bekerja dengan baik, termasuk jantung.
Ketika kita berpuasa, sesungguhnya kita beribadah kepada Allah. Kita berpuasa untuk menjalankan perintah Allah disertai ketundukan dan ketaatan. Bahkan, seandainya tidak ada penemuan dan penelitian yang dilakukan para ilmuwan yang membuktikan keistimewaan dan faedah puasa yang sangat besar bagi kesehatan, kita akan tetap menjalankan puasa karena Allah telah memerintahkannya.
Semua penemuan ilmiah mengenai keistimewaan puasa hanyalah bukti kecil untuk meneguhkan keimanan sehingga kita benar-benar mempercayai keagungan Allah yang telah mewahyukan syariat kepada Nabi-Nya yang mulia, Rasulullah Muhammad saw.