Mengapa daging babi haram (secara ilmiah)

Babi termasuk salah satu binatang yang diharamkan untuk dimakan. Selain karena dijelaskan dalam Al Qur’an, juga karena penyakit atau viris yang dikandung oleh babi berbahaya bagi kesehatan.

Banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa daging babi menularkan penyakit berbahaya. Selain virus H5N1 yang ganas, daging babi juga memicu berbagai virus, seperti flu burung dan flu babi.

Larangan mengonsumsi daging babi dalam ajaran islam sangat logis mengingat sistem biokimia binatang tersebut mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acid nya, sedangkan 98% sisanya tersimpan di dalam tubuhnya.

Disitulah faktor berbahayanya babi bagi kesehatan tubuh. Boleh jadi, bahaya yang ditimbulkan tidaklah seketika atau saat itu juga ketika kita mengonsumsi. Tetapi penyakit itu berkembang biak di dalam tubuh, sehingga memicu terjadinya penyakit lainnya yang membahayakan tubuh. Dikatakan demikian, karena di dalam daging babi terdapat cacing pita, telur-telurnya sangat subur berkembang biak.

Selain cacing pita, daging babi juga menyimpan cacing rambut spiral yang masuk lewat bangkai tikus. Jadi, racun yang terdapat di dalam babi (salah satunya) dikarenakan binatang tersebut memakan bangkai dan kotoran lainnya.

Di Amerika Serikat, dari 6 orang yang makan daging babi, terdapat 1 orang yang terkena serangan cacing spiral akibat penularan lantaran makan daging babi. Banyak sekali diantara mereka yang tidak merasakan gejala datangnya penyakit itu. Akan tetapi, mereka yang terserang penyakit ini digerogoti dengan lambat sekali. Sebagian diantara mereka meninggal dunia, sedangkan sebagian lainnya terkena cacat seumur hidup. Semuanya itu dikarenakan makan daging babi.