Faktor kunci dalam manajemen risiko bank adalah sarana untuk mengidentifikasi sumber risiko dan membuat rencana yang efisien untuk mengatasinya.
Manajemen risikoadalah proses dimana bisnis berusaha untuk mengurangi atau mengurangi kemungkinan kerugian atau kerusakan yang melekat dalam industri.Di perbankan, ada banyak jenis program manajemen risiko yang dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan kerugian moneter, tuntutan hukum, dan keselamatan karyawan.Manajemen risiko bank dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk strategi pinjaman dan investasi, pelatihan karyawan, atau keamanan.
Faktor kunci dalam manajemen risiko bank adalah sarana untuk mengidentifikasi sumber risiko dan membuat rencana yang efisien untuk mengatasinya.Bank sering mempekerjakan seluruh tim profesional manajemen risiko yang menempatkan bisnis melalui proses siklus mengidentifikasi risiko, menyusun solusi, dan menerapkan strategi baru.Beberapa ahli menyarankan bahwa proses siklus ini membantu mencegah masalah kecil menjadi besar dengan memastikan peninjauan tindakan bank setiap hari atau setiap minggu.
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam manajemen risiko perbankan adalah potensi kerugian finansial melalui default.Ini terjadi ketika mereka yang memiliki pinjaman, seperti hipotek atau jalur kredit, tidak dapat melakukan pembayaran dan gagal bayar.Dalam kasuskepailitan, pinjaman ini dapat diberhentikan oleh pengadilan dan tidak pernah dilunasi secara penuh.
Untuk mengatasi kerugian yang tak terhindarkan, bank harus memastikan keuntungan yang sehat, melalui biaya dan investasi, serta menggunakan taktik seperti program penyaringan untuk mencoba dan menghilangkan peminjam berisiko.Beberapa mungkin menaikkan suku bunga pinjaman berisiko tinggi untuk memastikan bahwa kerugian dapat ditutupi.Lainnya memerlukan agunan, seperti gadai rumah, sampai pinjaman dilunasi.Selain itu, bank cenderung menerapkan batasan pinjaman yang sangat ketat untuk memastikan bahwa keuntungan bisnis yang stabil tidak dilampaui oleh risiko pinjaman.
Selain perlindungan terhadap kredit yang tidak dapat ditagih, manajemen risiko bank juga melibatkan pertimbangan keamanan.Karena bank rentan terhadap perampokan, tindakan pencegahan seperti truk pengangkut lapis baja, penjaga bersenjata, dan kamera keamanan dan alarm biasanya merupakan prosedur standar.Karyawan bank juga dilatih tentang bagaimana berperilaku selama perampokan, di mana keselamatan menjadi perhatian utama.Manajemen risiko bank juga mencakup upaya untuk mengurangi peluang terjadinya pencurian ataukecuranganinternal, dengan tetap mencermati transaksi pegawai.
Manajemen risiko bank juga mencakup pertimbangan atas masalah internal yang terjadi di tempat kerja, seperti pelecehan, pemutusan hubungan kerja yang salah, atau tuntutan hukum terkait karyawan lainnya.Karyawan biasanya menjalani periode pelatihan atau diberi materi yang merinci kebijakan tentang perilaku yang dapat diterima di tempat kerja.Beberapa bank secara berkala memerlukan sesi pelatihan tentanglayanan pelanggan, kesadaran keragaman, dan topik lain yang dapat membantu mengurangi risiko tuntutan hukum.
Tidak ada bisnis yang kebal dari kemungkinan risiko.Meskipun program manajemen risiko bank tidak selalu dapat memastikan bahwa masalah tidak muncul, mereka dapat membantu bisnis bertahan dari krisis melalui perencanaan kontinjensi yang cermat dan pelatihan karyawan.Selain itu, praktik manajemen risiko dapat membantu nasabah memperoleh rasa percaya kepada bank, yang pada gilirannya dapat menimbulkanloyalitas nasabah.