Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sepeninggalku, umatku benar-benar akan diselimuti oleh banyak fitnah yang seakan-akan (seperti) gelapnya malam (dari saking banyaknya). Di zaman itu, seseorang dalam keadaan mukmin di pagi hari, kemudian di sore harinya menjadi kafir. Banyak kaum yang menjual agamanya dengan harta duniawi yang sedikit.”
Saat ini, banyak sekali orang yang mengaku dirinya beragama islam, tetapi perilaku dan sikap hidupnya tidak mencerminkan bahwa dia itu adalah pemeluk islam. Dia tidak melaksanakan perintah dari Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya. Malahan mereka sering melakukan maksiat, seperti berzina, mabuk-mabukan, dan lain sebagainya.
Gambaran atau perkataan yang diucapkan oleh Rasulullah saw berabad-abad yang lampau, mengenai kedudukan agama islam yang tak lebih bernilai dari dibandingkan harta menemukan korelasinya. Banyak sekali umat islam yang rela mengorbankan iman dan ketakwaannya hanya demi kenikmatan duniawi (harta) saja.
Banyak sekali orang yang berbuat syirik terhadap Tuhan hanya demi sebuah jabatan, misalnya dengan mendatangi dukun dan melakukan amala-amalan yang menyimpang dari ajaran islam. Karena menginginkan sesuatu yang menguntungkan, mereka rela melakukannya meski harus mengorbankan keimanan dan agamanya sendiri.
Atau juga banyak sekali perempuan yang rela membuka auratnya demi tuntutan profesi serta mendapatkan uang dari auratnya tersebut.
Fenomena-fenomena ini semakin menunjukkan kebenaran sabda Nabi Muhammad saw. Harta dan kekayaan menjadi nomer satu (bahkan tidak jarang dituhankan), sementara agama hanya sebagai pelengkap belaka.