Penyakit autoimun adalah keadaan patologis yang timbul dari respon imun abnormal untuk zat dan jaringan yang biasanya hadir dalam tubuh (antigen diri). Pengobatan penyakit autoimun biasanya dengan agen imunosupresif yang menurunkan respon imun. Pengobatan model baru yaitu pengeblokan sitokin (atau pengeblokan jalur sinyal sitokin) dan penghilangan efektor sel T dan sel B (misal terapi anti-CD20 pada sel B).
Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan sehat orang tersebut sendiri. Sistem kekebalan tubuh atau disebut sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari ‘ancaman’ yang dapat membahayakan tubuh seperti bakteri dan virus. Sistem imun pada penderita autoimun tidak bisa membedakan antara jaringan yang sehat dan ‘ancaman’, ‘self’ dan ‘nonself’. Sistem imunnya diaktifkan untuk melawan jaringan sehat penderitanya sendiri.
Penyebab terjadinya kesilapan tersebut hingga saat ini belum diketahui meskipun beberapa teori telah diutarakan. Teori yang cukup sering diungkapkan adalah virus sebagai pemicu pada individu yang rentan secara genetik, namun hingga sekarang teori ini belum dapat dibuktikan betul. Hal ini bukan berarti penyakit autoimun adalah penyakit menular karena bukan virusnya yang menyerang dan menjadikan penyakit tapi memicu sistem imun menyerang sehingga menjadi penyakit. Kelainan genetik telah banyak dibuktikan terkait dengan penyakit autoimun, namun hanya menyebabkan kerentanan seseorang terkena penyakit autoimun, sebagai faktor risiko dan bukan sebagai pemicu.
Adanya riwayat keluarga dengan penyakit autoimun bisa membantu mendukung diagnosis penyakit autoimun pada seorang individu yang dicurigai menderita penyakit autoimun meskipun tidak sama jenisnya. Seringkali ada salah pemahaman bahwa pada penyandang autoimun sistem imun tubuhnya tidak lagi menyerang ‘musuh asing’ seperti virus atau bakteri, hal ini saya coba luruskan bahwa sistem imun tubuh penyandangnya masih menyerang musuh-musuh asing tersebut namun karena error juga menyerang diri sendiri dimana seharusnya tidak. Yang membuat seorang penyandang rentan terkena infeksi umumnya adalah karena obat-obatan yang dikonsumsinya yang umumnya bersifat menekan imunitas.
Dalam perkembangan dunia medis barat, belum didapatkan obat yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit autoimun, namun penelitian terus dikembangkan untuk itu. Meskipun begitu, penyakit ini dapat dikontrol dengan obat-obatan yang ada, di non-aktifkan, ‘di buat tidur’ yang disebut penyakitnya remisi. Jika remisi bisa dicapai maka progesifitas penyakitnya dapat ditekan atau dilambatkan. Pencapaian remisi ini tidaklah mudah. Penanganan untuk penyakit autoimun adalah tergantung dari masing-masing jenisnya.
Penyakit autoimun ada yang akut yaitu muncul mendadak, bersifat sementara namun umumnya membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kegawatdaruratannya, lalu ada yang kronik yaitu bersifat lama di derita karena sulit atau belum dapat disembuhkan. Kebanyakan penyakit autoimun adalah penyakit kronik yang menurut teori medis belum dapat disembuhkan. Tiga penanganan utama penyakit autoimun diantaranya adalah untuk mengatasi gejala atau disebut simtomatik, untuk mengganti zat vital yang sudah tidak bisa lagi cukup diproduksi tubuh atau mempertahankan fungsi sistem organ, serta untuk menekan sistem imun penderitanya.
Penyakit autoimun dapat sebatas jaringan pada suatu organ tertentu (organ spesifik) atau jaringan pada beberapa bagian tubuh hingga sistem menyeluruh (sistemik). Tidak jarang seseorang menderita lebih dari satu penyakit autoimun sehingga membuat kondisi orang tersebut lebih kompleks. Penyakit autoimun dapat terjadi pada semua individu di usia berapapun meskipun umumnya lebih sering pada usia produktif serta lebih sering pada wanita daripada pria.
Penyakit autoimun kulit
Penyakit Autoimun Kulit adalah penyakit yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan (sistem imun) tubuh pada kulit dimana sel darah putih atau antibodi tubuh yang terlalu kuat sehingga melawan jaringan tubuh sendiri atau protein ekstraselular . Sistem imun tubuh terdiri atas sel darah putih, antibodi, dan substansi lainnya yang berfungsi untuk melawan infeksi atau protein asing. Sistem imun tubuh memiliki kemampuan untuk membedakan sel tubuh sendiri dan sel asing. Namun, pada individu yang terkena penyakit auto-imun, sistem imun kehilangan kemampuan untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imun akan menyerang sel tubuh sendiri. Penyakit autoimun menyerang organ yang bervariasi. Salah satu organ yang dapat diserang pada kasus autoimun adalah kulit. Penyakit autoimun pada lapisan dasar epidermis ditandai dengan kerusakan pada jaringan ikat dan formasi vesikula pada lapisan subepidermis. Berikut beberapa contoh penyakit karena serangan sistem imun tubuh sendiri:
- Hashimoto tiroiditis (gangguan kelenjar tiroid)
- Pernicious anemia (penurunan sel darah merah yang terjadi ketika tubuh tidak dapat dengan baik menyerap vitamin B12 dari saluran pencernaan)
- Penyakit Addison (penyakit yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup hormon)
- Diabetes tipe I
- Rheumatoid arthritis (radang sendi)
- Systemic lupus erythematosus (SLE atau gangguan autoimun kronis, yang mempengaruhi kulit, sendi, ginjal dan organ lainnya)
- Dermatomyositis (penyakit otot yang dicirikan dengan radang dan ruam kulit)
- Sjorgen sindrom (kelainan autoimun dimana kelenjar yang memproduksi air mata
- Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat tulang belakang)
- Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler yang melibatkan otot dan saraf)
- Reactive arthritis (peradangan sendi, saluran kencing dan mata)