Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, ternyata ada perbedaan antara orang yang terbiasa wudhu lengkap dengan istinsyak dan istintsar, dengan orang yang berwudhu tanpa istinsyak dan istintsar.
Golongan pertama memiliki sistem pernafasan yang lebih sehat dan lebih terjaga dari serangan virus dan bakteri. Langit-langit hidung orang yang tidak beristinsyak, apalagi yang tidak pernah berwudhu, terlihat kotor dan dan dipenuhi selaput kelabu yang mengandung debu dan kuman, sedangkan bagiaan dalam hidung orang yang rutin berwudhu lengkap dengan istinsyak terlihat bersih tanpa kotoran sama sekali.
Bulu hidung orang yang suka berwudhu secara sempurna terlihat bersih, rapi dan lebat. Berbeda dengan yang tidak sempurna wudhunya, akan terlihat kotor, tebal oleh debu, dan mudah rontok.
Ketika bagian dalam hidung kedua golongan tersebut diperiksa dengan mikroskop elektrik, ditemukan bahwa hidung orang yang tidak suka berwudhu menjadi lahan dan sarang yang sangat nyaman bagi pertumbuhan berbagai bakteri, kuman, dan viru yang membahayakan kesehatan,. Sebaliknya, pada hidung orang yang biasa berwudhu tidak didapati virus atau bakteri apa pun.
Ini semua menunjukkan hikmah disyariatkannya wudhu, Rasulullah saw bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian berwudhu, ambillah air dan sesaplah oleh hidung kalian tiga kali, kemudian lepaskanlah (istintsar).
Jadi kesimpulannya adalah banyak sekali hikmah yang bisa diambil atau manfaat yang bisa diperoleh dari wudhu, terlebih lagi dengan ditambahi oleh istinsyak (menghirup air menggunakan hidung) dan istintsar (menyemburkannya) dengan tangan kirinya.