Faktor-faktor Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin

Apa yang dimaksud dengan perang dingin?

Dikutip dari Wikipedia, Perang dingin adalah sebutan bagi suatu periode terjadinya ketegangan politik dan militer antara Dunia Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya, dengan Dunia Komunis, yang dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu negara-negara satelitnya.

Peristiwa ini dimulai setelah keberhasilan Sekutu dalam mengalahkan Jerman Nazi di Perang Dunia II, yang kemudian menyisakan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya di dunia dengan perbedaan ideologi, ekonomi, dan militer yang besar. Uni Soviet, bersama dengan negara-negara di Eropa Timur yang didudukinya, membentuk Blok Timur.

Proses pemulihan pasca-perang di Eropa Barat difasilitasi oleh program Rencana Marshall Amerika Serikat, dan untuk menandinginya, Uni Soviet kemudian juga membentuk COMECON bersama sekutu Timurnya. Amerika Serikat membentuk aliansi militer NATO pada tahun 1949, sedangkan Uni Soviet juga membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955. Beberapa negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara adidaya ini, sedangkan yang lainnya memilih untuk tetap netral dengan mendirikan Gerakan Non-Blok.

Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua belah pihak tidak pernah terlibat dalam aksi militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang dapat menyebabkan kehancuran besar.

Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu konflik militer regional seperti Blokade Berlin (1948–1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur (1973), Perang Afganistan (1979–1989), dan penembakan Korean Air Penerbangan 007 oleh Soviet (1983).

Alih-alih terlibat dalam konflik secara langsung, kedua belah pihak berkompetisi melalui koalisi militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara klien, spionase, kampanye propaganda secara besar-besaran, perlombaan nuklir, menarik negara-negara netral, bersaing di ajang olahraga internasional, dan kompetisi teknologi seperti Perlombaan Angkasa.

AS dan Uni Soviet juga bersaing dalam berbagai perang proksi; di Amerika Latin dan Asia Tenggara, Uni Soviet membantu revolusi komunis yang ditentang oleh beberapa negara-negara Barat, Amerika Serikat berusaha untuk mencegahnya melalui pengiriman tentara dan peperangan. Dalam rangka meminimalkan risiko perang nuklir, kedua belah pihak sepakat melakukan pendekatan détente pada tahun 1970-an untuk meredakan ketegangan politik.

Kejadian yang mempengaruhi berakhirnya perang dingin antara lain:

Runtuhnya Uni Soviet

Revolusi Bolsevik (1917) yang dilakukan oleh Vlademir Lenin berhasil menggulingkan kekuasaan Tsar. Pada tanggal 30 Desember 1922 resmi terbentuk Republik Sosialis Uni Soviet atau Union of Soviet Sosialis Republics (USSR). Kemudian Uni Soviet muncul menjadi negara adikuasa pada perang dunia II dan bersaing ketat dengan AS untuk memperebutkan pengaruh dunia. Stalin (1924-1953) sebagai pengganti dari Lenin berhasil memperkokoh paham komunis di Uni Soviet dan mulai menyebarkan paham komunis di seluruh dunia.

Setelah Stalin, Uni Soviet dipimpin oleh Malenkov (1953-1957), Nikita Kruschev (1957-1964), Leonid Bresnev (1964-1982), Yuri Andropov (1983-1984), Contantin Chernenko (1984-1985) dan kemudian Mikhail Gorbachev (1985-1991) terpilih menjadi Sekjen partai komunis uni soviet. Petekonomian Uni Soviet mengalami kemrosotan oleh karena itu Gorbachev mengeluarkan berbagai kebijakan antara lain:

  1. Glasnost (keterbukaan)
  2. Perestroika (restrukturisasi)
  3. Demokratizatsie (demokratisasi)

Pembaharuan yang dilakukan oleh Gorbachev kemudian menimbulak pertentangan antara yang pro dan yang anti pembaharuan. Kekuasaan dan wibawa dari partai komunis semakin merosot, terjadi konflik etnis di seantero negeri. Akhirnya terjadi disintegrai yang tidak dapat dibendung lagi dan kemudian menyebabkan Uni Soviet runtuh menjadi berbagai negara yakni: Rusia, Ukraina, Azerbaikan, Armenia, Kazakhtan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Belarusia, Estonia, Latvia, Lithuania, Georgia dan Moldova. Beberapa negara kemudian membantuk Communwealth of Independent States (CIS) atau persemakmuran negara-negara merdeka pada tanggal 8 Desember 1991 yang juga menandakan runtuhnya Uni Soviet.

Bersatunya Jerman

Berdasarkan Perjanjian Postdam (2 Agustus 1945) yang ditndatangani oleh the big three yakni Thruman (AS), Atlle (Inggris) dan Stalin (Uni Soviet) menghasilkan keputusan bahwa Jerman Jerman harus menandatangi Perjanjian Postdam yang mana hasilnya sangat merugikan Jerman. Jerman harus terbagi menjadi 4 daerah penguasaan yaitu daerah penguasaan Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Uni Soviet. Daerah penguasaan Amerika Serikat, Perancis dan Inggris bergabung menjadi satu dengan nama Republik Federasi Jerman atau yang terkenal dengan nama Jerman Barat, sedangkan daerah yang diduduki oleh Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Jerman alias Jerman Timur. Sebagai pemisahnya adalah tembok Berlin.

Jerman Barat tumbuh menjadi negara yang maju, perekonomian yang digunakan dengan sistem kapitalis. Sedangkan Jerman Timur pertumbuhan ekonominya terhambat, rakyat hidup miskin sehingga mendambakan pembaharuan dan kemakmuran. Banyak warga Jerman Timur yang menyebrang ke daerah Jerman Barat. Beberapa pengaruh yang menyebabkan Jerman Barat dan Timur mengadakan reunifikasi antara lain kebijakan dari Mikhail Gorbachev telah berdampak bagi kehidupan di Jerman Timur, keadaan ekonomi yang semakin buruk, penindasan yang dilakukan oleh penguasa Jerman Timur.
Muncul keinginan untuk menyatukan kembali Jerman, yang kemudian direalisasikan dalam pertemuan dua plus empat di Kanada. Dua plus empat mempertemukan dua negara Jerman yakni Jerman Barat dan Jerman Timur dengan 4 negara yang menguasai Jerman yakni AS, Uni Soviet, Inggris dan Perancis. Pada tanggal 9 November 1989 tembok Berlin berhasil diruntuhkan. Pada tanggal 2 Oktober, Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu kembali, sehari selanjutnya Helmut Kohl terpilih menjadi kanselir Jerman Bersatu.