Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang menularkan atau berbahaya bagi seseorang.

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi hepatitis B adalah cara yang paling ampuh untuk mencegah masuknya HVB atau virus yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B. Umumnya, imunisasi ini diberi 3 kali yaitu saat bayi lahir, memasuki usa bulan pertama, dan di antara usia bulan ke 3 sampai 6. Namun, bagi anak yang terlambat dan belum pernah mendapatkan imunisasi jenis ini dapat diberikan kapan pun. Seperti di Italia dan beberapa negara lain di dunia, sudah saatnya pemerintah Indonesia mewajibkan orang tua memberikan imunisasi dasar yang lengkap sebagai satu syarat sebelum anak-anak itu memasuki sekolah dasar.

Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek berulang kali dalam berbagai forum dan event menegaskan lengkapi imunisasi dasar seperti vaksinasi hepatitis B, BCG dan Polio sampai DPT yang dilakukan di Puskesmas, dan itu tidak dipungut biaya dengan vaksin yang terjamin dan berkualitas. ” Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk melengkapi imunisasi dasar bayi kita, agar terhindar dari sakit berat, kematian atau cacat, dan mencegah penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang lebih luas kepada anak-anak lain.”

Imunisasi dasar lengkap untuk anak-anak menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi terdiri dari satu kali imunisasi Hepatitis B (HB), satu kali imunisasi tuberkulosis (BCG), tiga kali imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (DPT-HB-Hib), empat kali imunisasi Polio, dan satu kali imunisasi Campak (MR).

Dengan imunisasi yang lengkap dan teratur, tubuh bayi, anak, dan remaja dirangsang oleh vaksin untuk membentuk zat kekebalan spesifik untuk mencegah penularan penyakit. Berdasarkan hasil survey Kemenkes saat saya mengikuti Blogger gathering bersama Kementerian Kesehatan menyangkut Pekan Imunisasi Dunia pada tanggal 27 April 2017 bertempat di Hotel Parklane, ada beberapa alasan yang digunakan oleh para orang tua kenapa anaknya menolak di imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap, yaitu ; Anak demam setelah di imunisasi (28,8%), Orang tua sibuk/repot (16,3%), Keluarga tidak mengizinkan (26,3%), Anak sering sakit setelah imunisasi (6,8%), tempat imunisasi jauh (21,9%) dan tidak tahu tempat imunisasi (6,7%).

Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Datanglah segera ke Posyandu, Puskesmas atau petugas kesehatan terdekat untuk melengkapi imunisasi dasar, yaitu Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan Campak. Penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain, ketika ada wabah campak, difteri atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang tertular, bila tertular umumnya hanya ringan, sebentar dan tidak berbahaya.

Sekretaris Satgas Imunisasi, Soedjatmiko, dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan, bahwa imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Sesungguhnya semua imunisasi itu penting namun pemerintah Indonesia masih menyediakan subsidi untuk sebagian vaksin seperti hepatitis B, polio, BCG, DPT-Hib, campak rubela, DT, dan Td. Sementara itu vaksin pneumokokus, HPV, JE, dan rabies diprioritaskan di beberapa provinsi tertentu. Imunisasi dasar berfungsi mengaktifkan kekebalan si kecil terhadap berbagai penyakit seperti Hepatitis B, BCG untuk mencegah TBC, DPT untuk mencegah Difteri Pertusis dan Tetanus, HiB (mencegah infeksi haemophilus influenza B, Polio, dan Campak.

Jakarta Imunisasi dasar lengkap yang meliputi imunisasi hepatitis B, basilus calmette Guerin atau BCG (cegah TBC), polio, campak, dan DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dari bayi berusia nol sampai 11 bulan tidaklah cukup. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR). Imunisasi ini diberikan untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus Vaksin rotavirus diberikan 3 kali, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan.

Imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit polio, dan biasanya diberikan sekitar 6 kali, yaitu ketika baru lahir, serta di usia 2, 4, dan 6 bulan. Dokter Soedjatmiko menambahkan bahwa Imunisasi memiliki tujuan yang sangat baik dan begitu penting yakni menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), Contoh PD3I : Polio, Campak, Hepatitis B, Tetanus, Pertusis (Batuk Rejan), Difteri, Rubella, Pneumonia dan Meningitis. Artinya, imunisasi tersebut harus diberikan oleh semua negara di dunia seperti program pemberantasan penyakit polio, tetanus, pertusis, campak, Hib, hepatitis B, rotavirus.

Oleh karena itu dengan imunisasi dasar lengkap, ASI dan perbaikan lingkungan bersama-sama akan lebih effektif mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian bayi dan balita. Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.

Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya. Meski begitu, katanya, kedua anak yang positif terserang polio tersebut bisa menjadi sumber penularan bagi anak-anak lainnya jika anak-anak di sekitarnya tidak mendapatkan imunisasi untuk kekebalan tubuh mereka dari serangan virus polio. Yang penting sebelum umur 1 tahun bayi harus sudah mendapat Lima imunisasi Dasar Lengkap : Hepatitis B 4x, BCG 1x, Polio 4x, DPT-HB 3x, dan Campak 1x.

Imunisasi merangsang kekebalan tubuh bayi sehingga dapat melindungi dari beberapa penyakit berbahaya seperti penyakit saluran pernapasan akut, Polio, kerusakan hati, Tetanus, Campak dan banyak lagi penyakit berbahaya lainnya. Sedangkan imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella san vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis atau radang selaput otak yang disebabkan infeksi kuman Hib. Adapun imunisasi dasar lengkap yang pertama adalah untuk bayi berusia kurang dari 24 jam yakni imunisasi Hepatitis B (HB-0), kemudian saat usia satu bulan diberikan BCG dan Polio 1, usia dua bulan diberikan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2.

Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus tersebut. Imunisasi rutin lengkap, kata Anung, menjamin anak-anak terhindar dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI), seperti campak, rubella, polio, dan hepatitis. Jangan bingung ya Bunda, perbedaan jadwal imunisasi pada kurun waktu yang berbeda di beberapa praktek dokter antara lain karena sumber rujukan yang berbeda, adanya pergeseran pola penyakit tertentu, adanya modifikasi untuk memudahkan orang tua, atau pertimbangan khusus berdasarkan keadaan bayi dan anak pada saat itu.