Akibat makan berlebihan dalam islam dan menurut kesehatan

Makan secara berlebihan selain akan merugikan kesehatan, juga karena syariat islam melarangnya. Diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Pokok segala penyakit adalah al burdah.”

Dan diriwayatkan dari ibnu Mas’ud bahwa makna al Burdah adalah makanan yang sulit dicerna, karena makanan yang sulit dicerna mendinginkan syahwat sehingga dianjurkan untuk mengurangi apa pun yang meninggikan syahwat.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Tidaklah seorang anak Adam mengisi wadah yang paling buruk selain perutnya. Cukuplah bagi anak Adam memakan sesuatu yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya untuk napas.” Hadist ini merupakan ajaran penting yang menjadi dasar ilmu kesehatan dalam ajaran islam.

Umar r.a. berkata, “Jauhilah rasa kenyang, karena ia akan merusak tubuh menimbulkan penyakit, membuat kita malas mendirikan shalat. Biasakanlah makan secukupnya, karena hal itu lebih baik bagi tubuh, jauh dari sikap berlebihan, dan sesungguhnya Allah swt murka kepada orang yang berlebihan.”

Jadi, pola makan yang paling baik dan menyehatkan tubuh adalah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Sebab, jika perut dipenuhi makanan, kita kesulitan minum. Jika dipaksakan minum, tidak tersisa lagi ruang untuk bernapas sehingga kita merasa sesak, berat, dan malas bagaikan seorang wanita hamil yang berat membawa kandungannya.

Kebiasaan makan berlebihan akan merusak fungsi jantung dan mengganggu fungsi organ tubuh lain, dan kita cenderung mengikuti keinginan syahwat yang sering berkuasa ketika kita merasa kenyang.

Updated: 01/12/2023 — 01:50